Pada tahun 2017 menurut hasil penelitian Yulia Dina Ridhayanti, persentase keberhasilan rehabilitasi medik residen Napza di klinik Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 70%. Dalam sebuah proses penyembuhan, residen Napza memerlukan dukungan dan kekuatan untuk proses pemulihan yang diwujudkan dalam caring perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat yang terdiri dari assurance of human presence, respectful deference, profesional knowledge and skill, positive connectedness, attentive to other’s experience dengan keberhasilan rehabilitasi medik pada residen Napza di klinik Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh residen yang menjalani rehabilitasi rawat jalan Napza > 1 bulan di klinik Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan yang berjumlah 58 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 51 responden. Hasil penelitian menggunakan uji fisher exact (α=5%)menunjukkan ada hubungan antara assurance of human presence (p-value=0,033), respectful deference (p-value=0,002), professional knowledge and skill (p-value=0,004), positive connectedness (p-value=0,000), attentive to other’s experience (p-value=0,001) dengan keberhasilan rehabilitasi medik pada residen Napza. Sehingga dapat disimpulkan bahwa assurance of human presence, respectful deference, profesional knowledge and skill, positive connectedness, attentive to other’s experience berhubungan dengan keberhasilan rehabilitasi medik pada residen Napza. Saran yang diberikan yaitu diharapkan agar perawat dapat lebih memperhatikan perilaku caring yang diberikan kepada para residen Napza terutama pada aspek positive connectedness. 

Kata kunci: perilaku caring perawat, persepsi residen, keberhasilan rehabilitasi medik, residen Napza