Adat suku Dayak Maanyan sebagai kelompok masyarakat memiliki simbol dalam upacara perkawinan adat yaitu Wurung Jue. Simbol Wurung Jue tentunya memiliki pemaknaan dan latar belakang tertentu dalam setiap tata caranya. Masyarakat Dayak Maanyan banyak yang melaksanakan upacara perkawinan Iwurung Jue, namun upacara ini hanya dijadikan sebagai upacara yang kurang dihayati maknanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui makna dari simbol upacara Iwurung Jue yang sering digunakan dalam upacara-upacara perkawinan masyarakat Dayak Maanyan, berdasarkan pemahaman Tokoh Adat dan Pasangan Suami Istri dalam perkawinan.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah penelitian, yaitu: (1) Heuristik, dengan mengumpulkan bahan atau pencarian  sumber data berupa sumber lisan melalui wawancara kepada informan, sumber tertulis berupa buku-buku dan sumber benda berupa barang-barang,video dan foto-foto terkait pelaksanaan perkawinan adat Iwurung Jue.(2) Kritik dengan menyaring sumber dengan kritis sehingga terjalin fakta yang menjadi pilihan. Kritik ini dilakukan secara eksternal dan internal, (3) Interpretasi dengan menyimpulkan keterangan pada sumber yang saling berhubungan, (4) Historiografi adalah penulisan hasil seluruh penelitian berdasarkan analisa yang ditetapkan dalam batasan masalah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tata cara perkawinan Dayak Maanyan dari tahun 1700-2018 yaitu dimulai dengan tahap Pemupuhan/Basi Kurik, tahap Ngantane, dan tahap PiaduIwurung Jue. Pelaksanaan acara Iwurung Jue, tidak semua kalangan masyarakat bisa melaksanakannya karena biaya yang digunakan cukup mahal. Tahapan upacara adat ini dimulai dengan ritual natas banyang, Ngantara Wurung Jue, Ngamuan Gunung Perak, dan Turus Tajak. Tahapan upacara perkawinan Iwurung Jue memiliki simbol bermakna kesetiaan, makna identitas dan jati diri, Terdapat makna  ucapan syukur, makna pengajaran dan nasehat, makna harapan dan doa, makna seni, dan makna kebersamaan.