DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI GARAM YANG BERBEDA TERHADAP KADAR AIRIKAN SEPAT RAWA ( Trichogaster trichopterus ) | |
PENGARANG | : | RATIH RAHMAWATI | |
PENERBIT | : | FAKULTAS PERIKANAN | |
TANGGAL | : | 2017-11-08 |
RATIH RAHMAWATI (G1A113202),Pengaruh Konsentrasi Garam
Yang Berbeda Terhadap Kadar Air Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus).
Dibimbing oleh Ibu Ir. Rabiatul Adawyah, MP, selaku ketua pembimbing dan Ibu Findya Puspitasari,S.Pi.,M.Si.,Ph.dsebagai anggota tim pembimbing. Kalimantan Selatan memiliki luas perairan umum sekitar 1.000.000 ha yang terdiri atas 1) sungai dan anak sungai seluas 698.220 ha, 2) danau alami, danau buatan (waduk) seluas 9.200 ha, 3) rawa seluas 295.580 ha, dan 4) daerah genangan bekas galian pasir dan batu bara. Kalimantan Selatan memiliki 67 buah sungai, waduk (Riam Kanan) di Kabupaten Banjar, Danau Panggang di Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Danau Bangkau di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tergolong tipe perairan rawa banjiran. Kondisi ini menunjukan bahwa Kalimantan Selatan mempunyai potensi untuk membangun wilayah tersebut dari sektor perikanan (Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantas Selatan, 2012). Perairan rawa di Kalimantan Selatan memiliki potensi untuk berlangsungnya kehidupan hewan air, sehingga banyak jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan atau penangkap ikan. Salah satunya ikan sepat rawa, merupakan ikan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan pangan.
Ikan sepat rawa memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana pada awalnya adalah sebagai sumber protein di daerah pedesaan, namun sekarang sudah merupakan sumber protein bagi warga perkotaan bahkan dijadikan sebagai cenderamata dan makanan bagi para pengunjung ke daerah penghasil. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat rawa kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam, wadi dan lainya, sehingga dapat dikirimkan ke tempat- tempat lain. Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan diantaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan (Murjani, 2009).
Menurut Syarif (2014), secara umum pengertian penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam. Garam yang digunakan adalah jenis garam dapur (NaCl), baik berupa kristal maupun larutan.
Garam adalah benda padatan bewarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan sebagian besar terdiri dari Natrium Chlorida (>80%), serta senyawa-senyawa lain seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida. Garam mempunyai sifat karakteristik hidroskopis yang berarti mudah menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801o C (Subiyantoro,2001).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi garam yang berbeda pada proses penggaraman selam 24 jam terhadap kadar air ikan sepat rawa.
Penelitian ini dilakukan selama ± 4 bulan dari bulan April sampai dengan Juli 2017, mulai dari persiapan, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian dan
pembuatan laporan. Penelitian pembuatan sampel dan analisis sampel
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Pengolahan v
Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat.
Tahapan pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah penggaraman
ikan sepat rawa (Tricogaster tricopterus) selama 24 jam dengan larutan garam.
Konsentarisi garam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada perlakuan O:0%(kontrol tanpa perendaman),A:5%, B:10%, dan C:15%.
Parameter yang diuji pada penelitian ini yaitu uji proksimat (analisa kadar air), untuk mengetahui kadar air sebelum dan sesudah dilakukan perendaman selama 24 jam dengan perlakuan garam yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggaraman dengan perlakuan garam yang berbeda menghasilkan rerata kadar air dari setiap perlakuan yaitu pada perlakuan O:65,27%, A: 67,51%, B:64,24% dan C: 61,35%. Hasil rerata tersebut pelakuan A menghasilkan kadar air dengan persentase yang tertinggi dan perlakuan C menghasil kadar air yang terendah. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi garam yang diberikan maka semakin tinggi hasil kadar air pada tubuh ikan sepat rawa. Perlakuan O lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan A. Hal tersebut dikarenakan perlakuan O tidak dilakukan perendaman sehingga pada perlakuan A itu adanya kadar air yang dihasilkan aquades sebagai bahan pelarut garam.
NO | DOWNLOAD LINK |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI