Faisal Harris (2019). Analisis Pertumbuhan dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2010-2016: Sebuah Perbandingan. Pembimbing: Dr. H. Ahmad Yunani, SE, M.Si.

Penelitian ini dilakukan untuk (1) menganalisis tingkat ketimpangan pembangunan wilayah di Kalimantan Selatan dan Tengah; (2) menganalisis klasifikasi wilayah di Kalimantan Selatan dan Tengah; dan (3) menganalisis tingkat interaksi antar wilayah di Kalimantan Selatan dan Tengah.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita, Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk, dan Jarak antar Wilayah. Teknik analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson, Tipologi Klassen, dan Model Gravitasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks Williamson di Kalimantan Selatan berkisar antara 0,4681 – 0,5188; dan Kalimantan Tengah berkisar antara 0,2022 – 0,2315. Klasifikasi wilayah di Kalimantan Selatan terdiri dari 2 daerah maju, 3 daerah maju tapi tertekan, 6 daerah berkembang, dan 2 daerah relatif tertinggal. Sementara Kalimantan Tengah terdiri dari 3 daerah maju, 5 daerah maju tapi tertekan, dan 6 daerah relatif tertinggal. Kalimantan Selatan dengan Kota acuan Banjarmasin memiliki nilai Indeks Gravitasi dengan wilayah di sekitarnya sebesar 2.104.897 – 240.773.405. Sementara Kalimantan Tengah dengan Kota acuan Palangka Raya memiliki nilai Indeks Gravitasi dengan wilayah sekitarnya sebesar 32.718 – 5.630.262. Hal ini menunjukkan meskipun Kalimantan Selatan lebih timpang dalam hal pembangunan antar wilayah, namun dari segi kegiatan ekonomi Kalimantan Selatan lebih tinggi daripada Kalimantan Tengah.