Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan peraturan hukum dan perlindungan hukum terhadap anak yang melakukan perbarengan tindak pidana. Metode penelitian ini mennggunakan pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif. Proses  hukum terhadap aAnak yang melakukan perbarengan tindak pidana (samenloop)  seringkali diputus bersalah, sehingga mengakibatkan anak dipidana. Sanksi yang diberikan kepada anak yang melakukan pelanggaran hukum berbeda dengan orang dewasa. Didalam Undang-UndangSistem Peradilan Pidana Anak, sanksi pidana terhadap anak yang melakukan perbarengan tindak pidana terdapat kekosongan norma. Permasalahan penelitian yaitu Bagaimana pengaturan sanksi pidana terhadap anak yang melakukan perbarengan tindak pidana?.  Bagaimana implementasisanksi terhadap anak yang melakukan perbarengan tindak pidana?. Hasil penelitian menunjukkanbahwa : Pertama , di dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, sanksi pidana terhadap anakyang melakukan perbarengan tindak pidana terdapat kekosongan norma. Dalam Uundang-undang sistem peradilan pidana anaktidak mengenal pemberatan. Kedua ,Bahkan perbarengan tindak pidana ini tidak termasuk dalam syarat diversi, maka anak yang melakukan perbarengan tindak pidana ini tidak wajib diupayakan diversi.Oleh karena itu lebih baik untuk anak tidak diberlakukan samenloop sebagai dasar pemberatan pidana untul anak.  Atas dasar alasan tersebut maka perlu diformulasikan kembali aturanyang berkaitan dengan pengulangan tindak pidana anak.