DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI SASIRANGAN PEWARNA ALAMI DI ASSALAM SASIRANGAN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:SAIFUL RAHMAN
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-05-23


SAIFUL RAHMAN. Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Sasirangan Pewarna Alami Di Assalam Sasirangan Banjarmasin Kalimantan Selatan dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Hesty Heryani M.Si., IPU dan Agung Nugroho S.TP., M.Sc., Ph.D.

 

Perkembangan industri berdampak pada persaingan industri yang cukup ketat. Persaingan industri memerlukan strategi dari segala aspek termasuk aspek produk, proses dan jadwal. Permasalahan industri tidak hanya menyangkut seberapa besar investasi yang harus ditanam, prosedur produksi dan pemasaran hasil produksi namun memerlukan perancangan fasilitas yang meliputi perancangan lokasi fasilitas maupun rancangan fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi perancangan sistem fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material (pemindahan benda).

Perancangan fasilitas mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara rancangan fasilitas yang satu dengan rancangan fasilitas lainnya sehingga dalam proses perancangan fasilitas harus dilakukan seefisien mungkin. Salah satu yang termasuk dalam perancangan fasilitas adalah tata letak. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani system material handling secara menyeluruh (Wignjosoebroto, 1996). System material handling yang kurang baik akan mengganggu kelancaran proses produksi.

Industri Sasirangan Assalam (aku suka Sasirangan warna alam) adalah salah satu pengrajin kain Sasirangan yang berlokasi di kota Banjarmasin. Pengerjaan kain Sasirangan masih tradisional, tempat pembuatan kain Sasirangan masih tergolong kecil untuk sebuah rumah produksi.  Prinsip-prinsip dasar dalam perancangan tata letak fasilitas produksi belum diterapkan pada industri Sasirangan ini, sehingga perlu dilakukan penelitian perancangan tata letak fasilitas produksi di Sasirangan Assalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk meminimalkan jarak antar fasilitas produksi Sasirangan dimaksud dengan menggunakan metode yang relevan.

Dalam perancangan tata letak fasilitas produksi metode analisis data menggunakan Metode Blocplan . Metode Blocplan mempunyai kemampuan untuk mengatur maksimum 20 fasilitas dalam suatu tata letak. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah tata letak awal fasilitas produksi, data luas area masing-masing fasilitas produksi, jarak antar fasilitas produksi dan diagram keterkaitan aktivitas. Hasil yang terbaik dengan menggunakan Metode Blocplan adalah tata letak dengan skor tata letak yang paling tinggi (Heragu, 1997). Dalam penentuan usulan tata letak diterima atau dipilih apabila jarak tata letak usulan diperoleh hasil perhitungan lebih minimal dari pada tata letak awal. Pada pembuatan tata letak menggunakan bantuan Corel Draw X7.

Hasil yang didapat dari output program Blocplan dari 20 usulan tata letak terpilih usulan tata letak dengan R-Score tertinggi yaitu 0.93 setelah dilakukan penyesuain tata letak maka dapat diketahui tata letak usulan dengan program Blocplan dapat meminimalkan jarak antar fasilitas  sebesar 2,00 m, total jarak antar fasilitas produksi tata letak awal adalah sebesar 35,8 m dengan total waktu perpindahan sebesar 25,6 detik, setelah dilakukan perancangan tata letak terjadi pengurangan terhadap jarak perpindahan antar fasilitas produksi sebesar 33,8 m dengan total waktu perpindahan sebesar 24,3 detik per batch produksi.Jika kondisi di lapangan dalam satu hari melakukan 4 batch produksi dan dalam satu minggu ada 5 hari kerja efektif, maka dalam satu bulan efisiensi jarak dengan tata letak baru sebesar 1.920 m. Itu berarti juga terjadi penghematan dari sisi waktu menjadi lebih efektif.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI