DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PASAR DAN RITEL MODERN BAGI PASAR TRADISIONAL DAN PEDAGANG KELONTONGAN DI KOTA BANJARMASIN (Studi Terhadap Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern) | |
PENGARANG | : | HERI EKA PRAYUGA | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2019-05-31 |
ABSTRAK
Heri Eka Prayuga, D2B112031, Implikasi Kebijakan Pengelolaan Pasar dan
Ritel Modern Bagi Pasar Tradisional dan Pedagang Kelontongandi kota
Banjarmasin (Studi terhadap Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 20
Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern). Di bawah bimbingan Budi Suryadi dan
Jamaluddin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi
Perda Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, serta mengetahui dan menganalisis
implikasi dari implementasi Perda Nomor 20 Tahun 2012 terhadap pasar dan ritel
modern bagi pasar tradisional dan pedagang kelontongan di Kota Banjarmasin.
Informan penelitian antara lain Kepala Disperindagsar Kota Banjarmasin,
pengusaha toko dan ritel modern, pengelola pasar tradisional swasta, pedagang
pasar tradisional dan pedagang kelontongan di Banjarmasin. Data dikumpulkan
dengan wawancara yang kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi Perda Nomor 20
Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern belum maksimal, hal ini tergambar dari belum
adanya penataan berkelanjutan dan pembinaan terhadap pasar tradisional, selain
itu untuk pusat perbelanjaan dan toko modern berkembang dengan masing-masing
manajemennya yang mengarahkan secara berkesinambungan sehingga seakan
tidak perlu pembinaan dari Pemerintah Kota Banjarmasin. Kecenderungan yang
terlihat bahwa implementasi dari Perda Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern seakan
terlihat seperti autopilot, tidak diurusi secara berkesinambungan, hanya diurusi
dan diawasi saat tertentu saja, misalkan diperiksa perijinannya untuk toko modern,
atau dilakukan perbaikan infrastruktur beberapa pasar tradisional milik
pemerintah daerah, akan tetapi pembinaan berkelanjutan tidak dilakukan misalkan
pengelolaan dari Pemko agar pasar tradisional tetap ramai pengunjung guna
membantu pedagang tradisional yang ada di pasar tersebut. (2) Implikasi dari
implementasi kebijakan pengelolaan pasar dan ritel modern bagi pasar tradisional
dan pedagang kelontongan di Kota Banjarmasin dapat dilihat memiliki implikasi
negative dan positif. Implikasi negatifnya banyak diasumsikan bahwa keberadaan
pasar dan ritel modern menggerus sedikit demi sedikit keberadaan pedagang
kelontongan dan pasar tradisional yang ada. Namun kondisi positifnya adalah
adanya toko modern membuat beberapa pedagang tradisional menjadi lebih
kreatif dengan mengadopsi teknologi dan pengetahuan dari toko modern seperti
metode promo, diskon, teknologi pembukuan, komputerisasi, dan lainnya.
Kata kunci : Implikasi, Implementasi, Kebijakan, Pasar Tradisional, Toko
Modern.
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI