DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Manajemen Program Sekolah Bilingual (Studi kasus di SMPN 4 Paringin dan SMP Al Mazaya Banjarmasin)
PENGARANG:EKO PRAYITNO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-06-19


Prayitno, Eko. 2019. Manajemen Program Sekolah Bilingual (Studi kasus di SMPN 4 Paringin dan SMP Al Mazaya Banjarmasin). Tesis Program Magister Manajemen Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc dan (2) Dr. H. Muhammad Saleh, M.Pd

 

Kata Kunci: manajemen, program, sekolah, bilingual, dua bahasa

 

Keberadaan sekolah bilingual sangat terbatas, untuk sekolah menengah pertama negeri ada di SMPN 4 Paringin dan sekolah swasta salah satunya di SMP Al Mazaya Banjarmasin. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan gambaran tentang: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan kendala program bilingual di SMPN4 Paringin dan SMP Al Mazaya Banjarmasin.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena dan konteks dalam pelaksanaann Manajemen Sekolah Bilingual. Penelitian ini merupakan penelitian studi multi kasus karena fokus penelitian ini adalah mendapatkan gambaran  bagaimana 2 (dua)  sekolah bilingual mengelola sebuah lembaga pendidikan dengan program bilingual sebagai program unggulan yang meliputi kondisi kontekstual yang relevan dengan fenomenanya.

SMPN 4 Paringin dan SMP Al Mazaya Banjarmasin dalam manajemen program bilingualnya mempunyai langkah-langkah manajemen program bilingual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Lalu tindak lanjut dan kendala program yang ada di sekolah. Dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, sekolah bilingual tersebut meliputi Rekrutmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sertifikasi keahlian Bahasa, Pengembangan profesi dan Pengembangan Kurikulum. Kedua sekolah tersebut telah melaksanakan prinsip-prinsip manajemen program. Pertama, rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan sekolah negeri bergantung kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan sekolah swasta ada pada kebijakan Yayasan. Kedua, serifikasi keahlian bahasa belum menjadi prioritas sekolah bilingual Ketiga, Pengembangan profesi sangat didukung oleh pihak sekolah. Keempat, pengembangan kurikulum dilaksanakan sekolah sesuai dengan kemampuan sekolah.

Dari penelitian di simpulkan bahwa: Pertama, Sekolah menjalan perencanaan sesuai dengan fungsi Leading (memimpin) sehingga perencanaan tersebut sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan. Kedua, sekolah swasta mempunyai kelebihan dalam pelaksanaan program. Ketiga, evaluasi sekolah bilingual mempuyai tujuan dan pola yang sama perbedaan pada keseringan evaluasi. Keempat, tindak lanjut program adalah mendirikan sekolah lanjutan bilingual. Kelima, para siswa tidak semua dapat mengikuti bilingualisme dengan baik. Saran-saran adalah: Dinas terkait hendanya memberikan kesempatan guru bilingual untuk ikut dalam forum ilmiah kebahasaan nasional maupun internasional, Kepala Sekolah agar memprogramkan sertifikasi kebahasaan, guru hendaknya selalu mengembangkan diri dalam hal kebahasaan, peneliti selanjutnya agar memfokuskan kepada salah satu aspek manajemen.

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI