DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Bahasa Slang Waria Kota Banjarmasin
PENGARANG:AHMAD RIZKI KHAIRANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-06-25


Ahmad Rizki Khairani, 2019. Bahasa Slang Waria Kota Banjarmasin. Skripsi Program 

Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan 

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat. 

Pembimbing (I) Alfisyah, Pembimbing (II) Sigit Ruswinarsih.

Kata Kunci : Makna, Fungsi, Bahasa Slang, dan Waria,

Folklor sebagai sumber informasi kebudayaan daerah tidak bisa semata-mata 

diabaikan dalam rangka upaya menggali nilai-nilai dan keyakinan yang tumbuh dalam 

suatu masyarakat. Dalam pembagiannya, folklor dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk 

yang mana salah satunya ialah folklor lisan, dan salah satu bentuk dari folklor lisan ialah 

bahasa slang. Bahasa slang merupakan ragam bahasa yang tidak resmi yang dipakai 

komunitas sosial tertentu untuk berkomunikasi secara intern sebagai usaha agar orang 

yang berasal dari luar komunitas tidak mengerti apa yang dikomunikasikan. Salah satu 

komunitas sosial tersebut ialah para waria yang berada di kota Banjarmasin. Penelitian 

ini bertujuan : (1) mengetahui pola pembentukan bahasa slang waria Kota Banjarmasin, 

dan (2) mengetahui fungsi bahasa slang waria kota Banjarmasin.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. 

Sumber data dipilih secara purposive, yakni para waria yang sudah lama melintang 

didalam dunia waria, hal ini dikarenakan mereka memiliki kekuasaan, pengetahuan dan 

juga penguasaan bahasa yang lebih baik dibandingkan waria lainnya. Pengumpulan data 

dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis hasil 

penelitian ini menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pola pembentukan bahasa slang waria 

kota Banjarmasin terbagi menjadi enam spesifikasi yaitu berdasarkan, (a) menggabung 

kata, (b) pembubuhan kata , (c) perubahan fungsi kata, (d) memperpendek kata, (e) 

mencampur kata, dan (f) meminjam kata dari bahasa lain yang mana dalam penerapannya 

didominasi oleh perubahan fungsi kata. Pola pembentukan yang mendominasi ini 

memberikan proyeksi mengenai tingkat pengetahuan, latar belakang keinginan untuk bisa 

membaur dengan masyarakat, serta kehidupan mereka yang tidak jauh dari kehidupan 

dunia malam pada zaman dulu. (2) Fungsi bahasa slang waria kota Banjarmasin dapat 

diklasifikasikan dalam tiga bentuk dasar, (a) alat pelestari budaya kolektif, (b) alat 

mempertebal solidaritas kolektif, (c) alat komunikasi kolektif yang mana ketiga fungsi ini 

membuat pengguna bahasa slang waria kota Banjarmasin merasakan hakikat bagaimana 

menjadi waria seutuhnya serta menjadi alat yang menjaga kelestarian dan eksitensi 

kolektif waria kota Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada : (1) Waria untuk 

mempertahankan dan mengembangkan pemberdaharaan bahasa slang yang dimiliki, serta 

dapat menjaga norma dan kesopanan dalam kehidupan bermasyarakat. (2) Bagi 

masyarakat Kota Banjarmasin terlepas dari berbagai macam pro dan kontra yang ada,

hendaknya menyikapi dengan bijak eksitensi waria yang ada di kota Banjarmasin dengan 

tetap berlandaskan norma dan adab yang sudah berlaku pada masyarakat.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI