DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KANDUNGAN STOK KARBON BIRU (Blue Carbon) PADA MANGROVE JENIS AVICENNIA MARINA DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DESA PAGATAN BESAR
PENGARANG:ZAINUDIN AKBAR
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-06-26


ABSTRAK

 

Meningkatnya jumlah karbondioksida (CO2) diatmosfer mengakibatkan efek rumah kaca sehingga temperatur bumi meningkat secara signifikan. Ekosistem mangrove sebagai salah satu parameter karbon biru (blue carbon) yang mampu menyerap karbon lebih cepat dibandingkan hutan hujan tropis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon pada tegakan dan serasah di kawasan ekowisata mangrove Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Metode garis berpetak merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, petak awal ditentukan secara acak kemudian jalur dan petak selanjutnya diambil secara sistematis. Petak yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 petak yang berukuran 20 m x 20 m dengan jarak antar petak 10 m dan jarak antara garis rintis 70 m. Pada masing-masing petak dibuat sub petak berukuran 0,5 m x 0,5 m untuk pengamatan serasah. Estimasi biomassa tegakan dihitung dengan rumus persamaan allometrik B=0,1848*D2,3524 dan estimasi biomassa serasah menggunakan total berat kering sedangkan untuk mengetahui simpanan karbon pada masing-masing kompartemen (tegakan dan serasah) dengan mengalikan 0,46 karena konsentrasi karbon dalam bahan organik berkisar 46%.Berdasarkan hasil penelitian total kandungan biomassa pada mangrove jenis Avicennia marina sebesar 829,75 ton/ha, dan total stok karbon biru sebesar 381,68 ton/ha. Dengan mengetahui besar cadangan karbon pada suatu kawasan maka dapat diketahui fungsi kawasan tersebut serta dapat dijadikan mitigasi perubahan iklim.Kawasan ekowisata mangrove Desa Pagatan Besar efektif dan efisien dalam menyimpan karbon. Dibandingkan dengan hasil penelitian Windarni (2017) di hutan mangrove Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur dan hasil penelitian Dharmawan dan Siregar (2008) di hutan mangrove Purwakarta bahwa  kawasan ekowisata mangrove Desa Pagatan Besar mampu menghasilkan estimasi karbon yang relatif tinggi.

Kata kunci:Pagatan Besar, ekowisata mangrove, blue carbon, pemanasan global

 

 

ABSTRACK

The increase in the amount of carbon dioxide (CO2) in the atmosphere results in a greenhouse effect so that the Earth's temperature increases significantly. Mangrove ecosystems are one of the parameters of blue carbon that can absorb carbon faster than tropical rainforests. This study aims to determine carbon deposits in stands and litter in the mangrove ecotourism area of Pagatan Besar Village, Takisung District, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province. The striped line method is the method used in this study, the initial plot is determined randomly then the next track and plot is taken systematically. The plots used in this study amounted to 27 plots measuring 20 m x 20 m with a plot distance of 10 m and the distance between the pilot lines of 70 m. In each plot a sub-plot of 0.5 m x 0.5 m was made for litter observation. Estimates of stand biomass were calculated by the allometric equation B=0.1848*D2,3524 and estimation of litter biomass using total dry weight while to find out carbon deposits in each compartment (stands and litter) by multiplying 0.46 because of the concentration of carbon in the material organic ranges from 46%. Based on the results of the study, the total biomass content of Avicennia marina species was 829.75 tons / ha, and the total blue carbon stock was 381.68 tons / ha. By knowing the size of carbon stocks in an area, it can be seen the function of the area and can be used as a mitigation of climate change. The Pagatan Besar village mangrove ecotourism area is effective and efficient in storing carbon. Compared with the results of Windarni's research (2017) in the mangrove forest of Margasari Village, Labuhan Maringgai Sub-District, East Lampung Regency and the results of the research by Dharmawan and Siregar (2008) in Purwakarta mangrove forests that the Pangatan Besar Village mangrove ecotourism area was able to produce relatively high carbon estimates.

 

Keywords: Pagatan Besar, mangrove ecotourism, blue carbon, global warming

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI