Pembelian saham oleh masyarakat pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan pengembalian dari investasi saham berupa pendapatan yang tinggi dengan meminimalkan risiko yang ada. Informasi mengenai tingkatan risiko dan pengembalian yang diinginkan sangat  diperlukan melalui prediksi yang akurat untuk memilih saham. Pemilihan saham oleh investor dapat dilihat melalui perhitungan taksiran tingkat pendapatan yang dihitung dari saham tersebut. Perhitungan taksiran tingkat pendapatandapat menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan metode Arbitrage Pricing Theory (APT). Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan tahapan pembentukan CAPM dan APT dalam menggambarkan hubungan antara taksiran pendapatan saham BUMN Publik dengan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh serta membandingkan akurasi taksiran pendapatan saham pada BUMN Publik dengan CAPM dan APT. Penelitian ini menggunakan data close price mingguan saham, close price IHSG, SBI, inflasi dan kurs IDR/USD. Sampel dalam penelitian ini dipilih 10 perusahaan BUMN Publik periode Januari-Desember 2016. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menaksir pendapatansaham BUMN Publik, CAPM lebih akurat dibandingkan APT yang dapat dilihat dari hasil metode MAD dengan nilai CAPM kurang dari APT.

Kata Kunci:Arbitrage Pricing Theory (APT), Capital Asset Pricing Model (CAPM), Expected Return, Least Square Method