Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk meningkatkan perkembangan teknologi dan informasi diera globalisasi saat ini. Namun pada kenyataannya, salah satu masalah pokok dalam pembelajaran matematika adalah masih rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu solusi untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran connecting, organizing, reflecting, extending (CORE). Keberhasilan pembelajaran juga dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Motivasi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi belajar. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian kemampuan berpikir kritis siswa dan motivasi belajar matematika di SMP Negeri 26 Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, motivasi belajar siswa dan mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan motivasi belajar siswa kelas VIII. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F dengan jumlah 29 orang siswa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan soal uraian dan angket motivasi belajar. Data hasil penelitian kemudian dikumpulkan dan dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) berada pada kategori rendah, (2) motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) berada pada kategori sangat tinggi, dan (3) antara kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa tidak ada hubungan yang signifikan.