DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA RITUAL MAMBARASIHI (MEMBERSIHKAN) WASI TUHA DI DESA BARUH JAYA KECAMATAN DAHA SELATAN, KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
PENGARANG:Hamdanah
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-07-17


ABSTRAK

 

Hamdanah, 2018. Kepercayaan Masyarakat Pada Ritual Mambarasihi (Membersihkan) Wasi tuha di Desa Baruh Jaya Kecamatan, Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I) Alfisyah,  Pembimbing (II) Yuli Apriati

 

Kata Kunci: Kepercayaan, ritual dan wasi tuha.

            Bentuk kepercayaan dan praktik ritual masih dipegang oleh masyarakat, suatu kesakralan yang telah berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Perkembangan masyarakat modern diiringi dengan pola pikiran yang rasional. Namun, pada kenyataannya masyarakat ternyata masih membawa-bawa nilai ketradisionalannya dengan mempercayai praktek ritual dan  diteruskan kepada keluarganya hingga saat ini.  Di DesaBaruh Jaya Kecamatan, Daha Selatan, ditemukan bukti konkret masyarakat yang masih melakukan kegiatan ritual wasi tuha yang berbau mistik yakni ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) praktek pelaksanaan ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha, (2) alasan masyarakat mempercayai ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha dapat menyelesaikan pingitan dari wasi tuha, (3) proses pewarisan ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha.

            Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke lapangan,  wawancara mendalam kepada  informan dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verification).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) praktek pelaksanaan ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha dilakukan dengan cara membuka penutup wasi tuha, kemudian membacakan kalimat-kalimat Allah dan menggosok wasi tuha dengan jeruk nipis serta mengeringkan wasi tuha tersebut dan menutup kembali wasi tuha dengan kumpang (penutup wasi tuha). (2) Alasan masyarakat mempercayai ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha karena dapat menghindari pingitan dari wasi tuha antara lain yaitu kesurupan, gatalan, mengalami mimpi buruk dan sakit yang tak kunjung sembuh meskipun diobati secara medis dan hanya bisa disembuhkan dengan kegiatan ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha. (3) Proses pewarisan ritual membersihkanwasi tuha yaitu dengan cara memindahkan kepemilikan kepada generasi yang lebih muda. Adapun sarana yang digunakan adalah keluarga mereka sendiri yakni dari orangtua (ayah dan ibu) atau juga (kakek dan nenek). Anak yang berperan penting meneruskan kegiatan ritual ritual mambarasihi (membersihkan) wasi tuha adalah anak laki-laki yang sudah memahami kegiatan ritual tersebut.

i

            Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi masyarakat untuk tetap menjaga warisan budaya kegiatan ritual membersihkan wasi tuha.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI