Anak tunagrahita sedang mengalami kesulitanan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial. Anak tunagrahita sedang juga memiliki hambatan pada kemampuan motorik halus. Sebuah kondisi dilapangan di temukan kasus anak dengan hambatan intelektual yang kesulitan dalam berbagai aktivitas motorik halus paling dasar dan persulit dengan kurangnya minat belajar anak di dalam ruangan. Kasus diatas mengarahkan peneliti kepada media/kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus diluar ruangan yang ramah lingkungan. Aktivitas di luar ruangan dengan memanfaatkan alam bisa dijadikan media pilihan untuk perkembangan anak dalam berbagai aspek, misalnya bercocok tanam yang dapat secara langsung memperoleh pengetahuan tentang kehidupan tumbuhan dan keterampilan psikomotorik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain pada penelitian ini menggunakan penelitian pre-experimental design dengan jenis one-group pretest-posttest design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, angket validitas dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan skor tes keterampilan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa kegiatan bercocok tanam. Nilai rata-rata pre-test anak adalah 55,12 %  dan setelah diberikan perlakuan dengan kegiatan bercocok tanam mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata post-test anak 84,61%, Dari hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak tungrahita sedang kelas III di SLB Negeri 1 Tapin.