Kata Kunci: Metode Bermain Peran, Kemampuan Berhitung, Tunagrahita.

Materi pelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu materi dasar yang harus dikuasai oleh semua anak termasuk anak tunagrahita sebagai prasyarat untuk mempelajari materi-materi pelajaran matematika lainnya. Tetapi pada kenyataan terdapat anak tunagrahita di SMPLB YPLB Air Mantan Banjarmasin yang memperoleh nilai kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangansangat rendah, berdasarkan hasil observasi dan tes tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan menggunakan metode bermain peran akan mampu membantu anak tunagrahita dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain pra-eksperimen pada satu kelompok. Rancangan penelitian ini menggunakan pola one group Pretest Posttest design dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan observasi. Subjek penelitian ini adalah anak tunagrahita kelas VII C SMPLB YPLBAir Mantan Banjarmasin yang berjumlah 3 anak yang keseluruhan nya adalah perempuan.  

Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga subjek yaitu pada nilai Pretest tanpa penggunaan metode bermain peran, nilai 20 diperoleh EE, nilai 20 diperoleh Z dan nilai 40 diperoleh NP. Perolehan nilai Pretest yang didapatkan oleh ketiga subjek ini masih sangat rendah. Berdasarkan hasil Posttestsetelah menggunakan metode bermain peran, EE memperoleh nilai 60, Z memperoleh nilai 80 dan NP mendapatkan nilai 80 sehingga dapat dilihat nilai Posttest ketiga subjek ini lebih tinggi dari pada nilai Pretets. Kemudian diperkuat oleh hasil uji wilcoxon dimana H1 diterima dan H0 ditolak, sehinggahal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh penggunaan metode bermain