Latar Belakang: Luka merupakan terputusnya epitel yang menyebabkan terjadinya proses penyembuhan luka. Saat inflamasi akut, pertahanan tubuh akan menyebabkan akumulasi dari neutrofil. Neutrofil terjadi peningkatan pada hari ke-1 kemudian terjadi penurunan setelah itu. Daun ramania mempunyai metabolit sekunder seperti flavonoid, steroid, fenol dan terpenoid yang dapat mempengaruhi jumlah sel neutrofil.Tujuan: Untuk membuktikan pengaruh ekstrak daun ramania konsentrasi 0,015 mg/mL, 0,030 mg/mL dan 0,045 mg/mL secara topikal terhadap jumlah sel neutrofil pada luka insisi punggung mencit di hari ke-1, 3 dan 5. Metode: True experimental dengan posttest-only control design menggunakan 36 mencit jantan (berat badan 25-40 dan umur 2-3 bulan). Kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun ramania konsentrasi 0,015 mg/mL, 0,030 mg/mL, dan 0,045mg/mL sedangkan kelompok kontrol yang diberikan diberikan pakan BR2. Semua mencit akan di insisi pada punggung dengan panjang 1 cm dan kedalaman hingga subkutis. Jumlah sel neutrofil dilihat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Hasil: uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada semua kelompok pada hari ke-1 (p=0,004), hari ke-3 (p=0,001) dan hari ke-5 (p=0,000). Uji post hoc LSD untuk rata-rata jumlah sel neutrofil menunjukan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol diberikan pakan BR2 dengan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak. Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata jumlah sel neutrofil pada luka insisi punggung mencit yang diberikan ekstrak daun ramania konsentrasi 0,015 mg/mL dengan ekstrak daun ramania konsentrasi 0,030 mg/mL, 0,045 mg/mL dan diberikan pakan BR2 terjadi peningkatan pada hari ke-1 dan penurunan pada hari ke-3 dan 5.

Kata kunci: Ekstrak daun ramania, jumlah sel neutrofil, luka punggung mencit,