Upaya revitalisasi pasar sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Adanya upaya revitalisasi pasar tradisional bertujuan agar dapat memberikan fasilitas bagi warga yang ingin berbelanja dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Pada kenyataannya, rencana yang dilakukan pemeritah untuk revitalisasi pasar tidak sepenuhnya merata. Di Banjarmasin terdapat kawasan pasar yang kini terancam kehilangan pamornya yakni Pasar Malam Blauran yang pada tahun 1950 disebut sebagai wisata malam yang ada di Banjarmasin. Hilangnya pamor kawasan Pasar Malam Blauran karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat Banjarmasin yang mulai beralih ke pasar modern, tidak adanya fasilitas mendukung dan kawasan tersebut tidak memiliki aktifitas yang menarik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kawasan ini memerlukan pendekatan perancangan place-making sebagai upaya menghasilkan ruang publik yang bersifat menyenangkan, menarik, dan berfungsi sebagai wadah interaksi sosial. Konsep yang ditawarkan yaitu Creative Placemaking. Creative placemaking bertujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bisnis lokal dan keselamatan publik, membawa orang-orang beserta keragamannya untuk bersama-sama merayakan, menginspirasi dan terinspirasi.Singkatnya, tujuan akhir dari creative placemaking adalah menciptakan place yang memiliki makna lebih dari hanya sekedar space.

Kawasan ini didesain mampu mewadahi beragam jenis pedagang serta kebutuhan ruang publik yang dapat diterapkan dengan cara yang sederhana, menghasilkan efek langsung dan biaya yang terjangkau, sehingga perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan potensi kawasan yang berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat sekitar.

Kata Kunci: revitalisasi, wisata, pasar malam, ruang publik, place making, creative placemaking, Banjarmasin.