Wilayah perairan dapat menimbulkan risiko serangan korosi yang lebih tinggi, terutama di lingkungan perairan yang mengandung salinitas atau kadar garam, umumnya korosi yang terjadi di perairan dapat menyerang logam, salah satunya adalah baja ST 60 yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi pada bangunan, jembatan, poros propeller, dan aplikasi lain yang berdekatan dengan lingkungan akuatik. Dampak yang ditimbulkan adalah logam dapat mengalami serangan korosi dengan cepat karena berinteraksi dengan lingkungan air yang mengandung salinitas sehingga logam tersebut akan mengalami kerusakan dan kehilangan sifat teknisnya. Dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar salinitas terhadap laju korosi yang terjadi pada baja st 60. Pada penelitian ini pengujian perendaman dilakukan dengan 3 minggu terus menerus dan 3 minggu (dengan perendaman 2 minggu kemudian 1 minggu tidak terendam) menggunakan air laut yang berasal dari pantai takisung, pelaihari dengan salinitas 2,48% dan air payau yang berasal dari dataran tinggi daerah Banjarmasin dengan salinitas 1,25%. Hasil penelitian menunjukkan laju korosi tertinggi terjadi pada 3 minggu perendaman terus menerus dengan air laut yang memiliki salinitas 2,48% dan jenis korosi yang terbentuk adalah korosi merata.