Berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap individu untuk menghadapi era globalisasi terutama generasi muda. Pembelajaran di sekolah dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih berpikir kritis siswa. Salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah matematika. Berdasarkan observasi yang di lakukan peneliti pada saat Praktik Pengalaman Lapangan di kelas VII SMPN 15 Banjarmasin, menujukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis dikarenakan penggunaaan model pembelajaran yang belum optimal dalam proses belajar mengajar. Sehingga, perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu menerapkan model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA). Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 15 Banjarmasin dengan model pembelajaran MEA, (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 15 Banjarmasin dengan model pembelajaran langsung, dan (3) menganalisis apakah terdapat pengaruh model pembelajaran MEA terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen semu. Desain penelitian menggunakan desain Nonequivalent Group Posttest Only Design yaitu hanya posttest yang dilaksanakan sedangkan pretest tidak dilaksanakan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 15 Banjarmasin dengan menggunakan model MEA berada pada kategori cukup, (2) kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 15 Banjarmasin dengan menggunakan model pembelajaran langsung berada pada kategori kurang, dan (3) model pembelajaran MEA berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.