Edamame (Glycine max (L.) Merill) termasuk dalam kategori tanaman sayuran (green soybean vegetable) dengan nilai ekonomis tinggi dan memiliki kandungan gizi yang cukup baik bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi produksi kedelai khususnya tanaman edamame di daerah Banjarbaru masih minim sehingga potensi pengembangan tanaman edamame sangat besar di wilayah Kalimantan Selatan khususnya daerah Banjarbaru. Adapun salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman edamame dengan cara melakukan pemupukan. Penggunaan pupuk terbagi menjadi 2 jenis yaitu pupuk anorganik dan organik. Pemberian pupuk anorganik mudah dilakukan dengan takaran yang tepat, akan tetapi harga pupuk anorganik saat ini masih tergolong mahal sehingga akan meningkatkan biaya produksi. Berdasarkan hal di atas penggunaan pupuk organik dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi tanaman edamame yang murah dan ramah lingkungan yaitu memanfaatkan limbah kotoran jangkrik. Selama ini kotoran jangkrik belum di manfaatkan secara maksimal oleh para peternak jangkrik. Dengan mempertimbangkan faktor harga pupuk dan limbah dari kotoran jangkrik maka diangkatlah pupuk yang berasal dari kotoran jangkrik yang di harapkan dapat menjadi alternatif pupuk organik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pupuk kotoran jangkrik dan pengaruh pemberian beberapa dosis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2019 di Lahan Kebonan Mas Untung, Gunung Kupang Cempaka, Banjarbaru Kalimantan Selatan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAK) satu faktor yaitu dosis pemberian pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aplikasi Pupuk Kotoran Jangkrik memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah polong, tinggi tanaman dan jumlah daun. Dosis yang terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah polong adalah perlakuan K2 5 ton/ha.

Kata kunci:Pupuk organik, Kotoran Jangkrik, Edamame