Siswa pada umumnya hanya mampu menyelesaikan masalah yang memiliki tipe
yang sama dengan contoh yang diberikan guru, hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah model pembelajaran yang dapat mengeksplorasi kemampuan berpikir
kreatif siswa, salah satunya adalah model pembelajaran konstruktivisme.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa
melalui penerapan model pembelajaran langsung, (2) mengetahui kemampuan
berpikir kreatif siswa melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme, (3)
mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif melalui model pembelajaran
langsung dengan model pembelajaran konstruktivisme. Metode penelitian adalah
eksperimen. Populasi peneletian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9
Banjarmasin. Sampel diambil secara purposive random sampling sebanyak dua
kelas dari delapan kelas yang ada di SMPN 9 Banjarmasin. Teknik pengumpulan
data menggunakan dokumentasi dan tes kemampuan berpikir kreatif. Teknik
analisis data menggunakan uji-t, rata-rata, dan persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model
pembelajaran langsung yang tertinggi adalah pada aspek orisinalitas dan terendah
pada aspek fleksibilitas (2) kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model
pembelajaran konstruktivisme yang tertinggi adalah pada aspek orisinalitas dan
terendah pada aspek fleksibilitas (3) terdapat perbedaan kemampuan berpikir
kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dengan
model pembelajaran langsung.

Kata kunci: model konstruktivisme,berpikir kreatif