DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Penggunan Limbah Ampas Sagu pada Media Baglog Terhadap Produksi Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
PENGARANG:MUHAMMAD HAFIZ ANSARI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-08-26


Jamur tiram dulunya sering tumbuh pada batang kayu yang sudah melapuk dan banyak di temui di wilayah tropis, siring perkembangan zaman ketersediaan jamur tiram di alam tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga dilakukan kegiatan budidayadengan menggunakan media berupaserbuk kayu dan biasa dikenal dengan sebutan baglog. Media budidaya menggunakan serbuk kayu memiliki masalah berupa pertumbuhan miselium yang relatif  lama hingga mencapai 40-60 hari dan muncul tubuh buah jamur pada umur 1-2 minggu setelah miselium tumbuh sempurna,hal ini disebabkan ketersediaan unsur hara pada media baglog dan kepadatan media baglog akan mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih. Limbah ampas sagu berpotensi untuk digunakan sebagai media tambahan atau sebagai media sepenuhnya dalam budidaya jamur tiram dikarenakan kandungan nutisi dan air yang terkandung dapat memicu laju pertumbuhan serta bobot panen buah jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentasi penggunaan limbah ampas sagu terbaik terhadap peroduksi buah jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus). Penelitian ini menggunakan metode RAL 1 faktor 5 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Adapun 5 perlakuan tersebut adalah p0 : 100 % serbuk kayu, p1 : 75 % serbuk kayu + 25 % limbah ampas sagu, p2 : 50 % serbuk kayu + 50 % limbah ampas sagu, p3 : 25 % serbuk kayu + 75 % limbah ampas sagu dan p4 : 100 % limbah ampas sagu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan (p2) 50 % serbuk kayu + 50 %  limbah ampas sagu dapat mempercepat laju pertumbuhan miselium sempurna pada rata-rata 43 hari setelah inokulasi bibit jamur, perlakuan (p2) mampu meningkatkan berat basah tubuh buah jamur dengan rata-rata 210.8 gram dan perlakuan (p2) mampu menambah jumlah rumpun per baglog dengan rata-rata sebanyak 20 rumpun, jika dibandingkan dengan perlakuan (p0) 100 % serbuk kayu rata-rata pertumbuhan miselium sempurna 60 hari setelah inokulasi bibit jamur, begitu juga pada rata-rata berat basah tubuh buah jamur 105.4 gram dan pada jumlah rumpun per baglog sebanyak 12 rumpun, sedangkan pada perlakuakan (p4) 100 % limbah ampas sagu mampu mempercepat waktu pertama muncul tubuh buah jamur pada rata-rata 35 hari setelah inokulasi bibit jamur dan jika dibandingkan dengan perlakuan (p0) 100 % serbuk kayu dengan rata-rata 77 hari setelah inokulasi bibit jamur. Laju pertumbuhan dan hasil buah jamur tiram ditentukan pada kesesuaian nutisi dan kadar air yang terkandung media (baglog) yang digunakan, sehingga pada penelitian ini perlakuan (p2) 50 % serbuk kayu + 50 % limbah ampas sagu merupakan formulasi campuran media (baglog) jamur tiram putih yang paling baik.

Kata Kunci:  Jamur Tiram Putih, Serbuk Kayu, Limbah Ampas Sagu

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI