Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit dengan risiko penularan yang tinggi. Salah satu penentu keberhasilan penatalaksanaan terapi tuberkulosis yaitu kepatuhan pasien terhadap terapi. Penderita yang patuh berobat adalah yang menyelesaikan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 9 bulan. Ditinjau dari data jumlah pasien TB paru per Puskesmas di Kota Banjarmasin menunjukan bahwa Puskesmas Pekauman menempati angka penemuan kasus tertinggi kejadian TB paru pada tahun 2018 sebanyak 94 orang dengan pasien kambuh sebanyak 3 orang dan meninggal sebanyak 7 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, efek samping obat, pengetahuan, sikap tenaga kesehatan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini berjumlah 45 pasien dan sampel berjumlah 32 pasien. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data bivariat dengan uji fisher exact karena tidak memenuhi uji chi-square yaitu data berdistribusi normal, nilai frekuensi harapannya <5 dan lebih dari 20%. Berdasarkan hasil penelitian variabel pengetahuan (p-value=0,037) berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Sedangkan variabel usia (p-value=1,000), jenis kelamin (p-value=1,000), danpendidikan (p-value=0,296) tidak berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. Kesimpulan dari penelitan ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis.

Kata-kata kunci:    tuberkulosis paru,kepatuhan minum obat anti tuberkulosis,  pengetahuan