DIGITAL LIBRARY



JUDUL:STATUS PENCEMARAN AIR SUNGAI SIRAU SUB DAS SIRAU DI DAS BARITO KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PENGARANG:RINGKAS LELUNUTO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-09-10


ABSTRAK

 

 

LeluNuto, Ringkas. 2019. Status Pencemaran Air Sungai Sirau Sub Das Sirau Di Das  Barito Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Muhammad Ruslan, MS, Dr. Kissinger, M.Si,Dr. Ir. Fatmawati, M.Si.

 

Kata Kunci: Status mutu air, Indeks pencemaran, Kualitas air.

 

Berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang akan memberikan sumbangan pada penurunan kualitas air sungai  Penelitian ini bertujuan menganalisis status pencemaran sungai sirau melalui pendekatan nilai indeks pencemaran,  mengkaji kualitas air Sungai Sirau dan mengidentifikasi sumber pencemar yang masuk ke Sungai Sirau.

Hasil penelitian menunjukkan bahwakondisi penggunaan lahan di bagian hulu daerah tangkap sub Das Sirau terdiri dari Pertambangan batubara seluas 4,5 Ha (45%), Permukiman seluas 1,8 Ha (20%), Hutan primer seluas 0,5 Ha (5%) dan Belukar rawa seluas 2,3 Ha (25%), sedangkan bagian tengah daerah tangkap sub Das Sirau terdiri dari Pertambangan batubara seluas 3.417,37 Ha (53,5%), Permukiman seluas 818,9 Ha (12,9%), Hutan primer seluas 239,31 Ha (3,7%), Belukar seluas 192,5 Ha (3%), Hutan sekunder muda seluas 1.455,31 Ha (22,7%), Hutan karet seluas 65,19 Ha (3%), Hutan rawa 78,3 Ha (1,2%) dan Hutan rawa primer seluas 130,9 Ha (2%) dan bagian hilir daerah tangkap sub Das Sirau terdiri dari Perkebunan sawit seluas 4.800 Ha (72%),  Rawa seluas 1.152,9 Ha (17,3%), Hutan primer seluas 558,39 Ha (8,4%), Ilalang seluas 65,23 Ha (1%), Percetakan sawah seluas 51,5 Ha (0,78%) dan Permukiman seluas 9,63 Ha (0,1%). Secara umum kualitas air Sungai Sirau untuk parameter pH, COD, BOD, Fe, dan Mn melebihi standar baku mutu air yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kelas II tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sumber utama pencemar berasal dari limbah domestik permukiman, aktivitas pertambangan batubara dan dedaunan kering yang jatuh ke dalam aliran sungai. Status mutu air sungai Sirau dari hulu ke hilir berdasarkan analisis mutu air sungai dengan metode indeks pencemaran menunjukkan telah mengalami penurunan kualitas air dimana dimana kondisi sungai secara umum tercemar ringan. Kualitas air sungai Sirau yang tercemar ringan tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan air kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI