Kata Kunci : Kewajiban, Membacakan, Notaris, Kedudukan Sehubungan dengan diadakannya penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis Implikasi akta Notaris yang tidak memenih syarat sah pembuatan akta otentik dan mengkaji dan menganalisis bagaimana upaya Notaris untuk mengembalikan derajad akta di bawah tangan menjadi akta otentik. Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian normatif. Penelitian ini bersifat preskriptif. Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengambilan data primer, sekunder, tersier menggunakan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : Pertama, Kedudukan akta notaris yang tidak melalui proses pembacaan, akta tersebut akan turun drajadnya atau terdegradasi menjadi akta dibawah tangan yang ketentuan ini sesuai dengan pasal 16 ayat 9, 41, 44 ayat 5 dan 48 ayat 3 UUJN. Kedua, Apabila suatu akta Notaris kemudian hari dipermasalahkan oleh para pihak, maka yang dapat diperbuat oleh Notaris adalah : Notaris meminta para pihak untuk datang kembali ke kekantornya untuk membuat akta pembatalan atas akta sebelumnya yang telah cacat atau batal demi hukum karena tidak menyelesaikan syarat sah nya akta otentik, maka dengan dibuatnya akta itu akta yang dibatalkan sudah tidak mengikat lagi bagi para pihak, dan Notaris harus menerima semua akibat kerugian yang di terima oleh para pihak akibat dari pembatalan tersebut. Jika setelah Notaris meminta kedua belah pihak untuk dating kembali kenotaris agar membuat akta pembatalan namun mereka tidak sepakat, maka Notaris harus secara sukarela dimintai kesaksian terhadap akta yang dibuatnya dan secara sukarela juga menerima segala konsekuensi yang di putuskan oleh pengadilan. Hal ini tergantung dari pembuktian dan penilaian hakim.