DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Kondisi Sosial Ekonomi Petani dan Korelasinya dengan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) di Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu
PENGARANG:DWI LUFI SUPRIANTO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-10-18


Kondisi sosial ekonomi petani meliputi umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan petani, dan pengalaman berusahatani. Aspek-aspek tersebut diduga memiliki hubungan dengan tingkat kesejahteraan dari keluarga petani.Salah satu bidang pertanian yang terbilang sangat potensial dikembangkan di tengah masyarakat saat ini adalah perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), seperti di Kecamatan Sungai Loban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sosial ekonomi petani, tingkat kesejahteraan keluarga petani, korelasi antara kondisi sosial ekonomi petani dengan tingkat kesejahteraan keluarga petani, serta permasalahan yang dihadapi oleh petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah sampel responden yang diambil berjumlah 30 sampel dengan metode proportionate random sampling. Penelitan ini dilaksanakan pada April 2018 hingga Februari 2019, dengan pengambilan data yang dilakukan pada November 2018. Berdasarkan hasil penelitian untuk menganalisis kondisi sosial ekonomi petani, diketahui jika rata-rata umur adalah 45.9 tahun, rata-rata tingkat pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD), rata-rata luas lahan adalah 2.7 ha, rata-rata pendapatan petani adalah Rp 21,038,691.33, serta rata-rata pengalaman berusahatani adalah 15.43 tahun. Untuk tingkat kesejahteraan keluarga petani, terdapat Keluarga Sejahtera II sebanyak 10%, Keluarga Sejahtera III sebanyak 73.33%, serta Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak 16.67%. Untuk korelasi kondisi sosial ekonomi petani dengan tingkat kesejahteraan keluarga petani, diketahui jika aspek umur petani, luas lahan, pendapatan petani, dan pengalaman berusahatani memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga petani. Sedangkan untuk korelasi aspek pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga petani diketahui jika tidak terdapat hubungan yang signifikan. Adapun permasalahan untuk usahatani adalah tidak stabilnya harga Tandan Buah Segar (TBS), kualitas bibit yang kurang unggul, dan kurangnya kesadaran untuk memiliki sertifikat lahan perkebunan. Selanjutnya untuk permasalahan tingkat kesejahteraan keluarga petani adalah tak adanya akses air bersih dari PDAM, serta akses transportasi yang perlu dilakukan perbaikan.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI