DIGITAL LIBRARY



JUDUL:CITRAAN DALAM PERIBAHASA BANJAR
PENGARANG:SITI AKBARI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-10-18


Kata Kunci: citraan, peribahasa, Banjar


Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian
ini melihat peribahasa secara objektif. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada peribahasa
yang diperoleh untuk kemudian ditelaah dengan menggunakan analisis semiotik. Adapun
data dan sumber data yang dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah data berupa
peribahasa Banjar yang bersumber dari beberapa informan dan dari bahan bacaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 147 peribahasa yang dikumpulkan,
ditemukan enam puluh dua peribahasa yang menunjukkan citraan penglihatan. Dua puluh
tiga peribahasa yang menunjukkan citraan pendengaran. Delapan peribahasa yang
menunjukkan citraan perabaan. Enam peribahasa yang menunjukkan citraan penciuman.
Empat puluh delapan peribahasa yang menunjukkan citraan pencecapan.
Citraan penglihatan pada peribahasa Banjar dengan menunjukkan keberadaan
benda-benda maupun makhluk hidup yang dikiaskan sebagai maksud di balik peribahasa.
Yang menjadi patokan kiasan dengan memanfaatkan citraan penglihatan adalah
karakteristik baik itu berupa ciri fisik, sifat, bentuk, warna, maupun ukuran yang dikenal
melekat pada hal-hal yang menjadi objek kiasan..
Citraan pendengaran pada peribahasa Banjar dengan menunjukkan fakta yang
berhubungan dengan bunyi. Bunyi yang tidak hanya dari hasil makhluk hidup melainkan
juga bunyi yang dihasilkan oleh benda mati. Yang menjadi patokan kiasan pada fakta bunyi
terkait rangkaian suara, intensitas suara, dan penghasil suara.
Citraan perabaan pada peribahasa Banjar dengan menunjukkan aktivitas dan hasil
dari peristiwa yang terjadi sebagai dampak perabaan. Yang menjadi kekhasan pada citraan
perabaan, patokan kiasan dengan memanfaatkan citraan perabaan adalah nilai rasa sebagai
hasil perabaan.
Citraan penciuman pada peribahasa Banjar menunjukkan kiasan baik dan kurang
baik pada hasil penciuman. Apabila aroma yang diambil sebagai kiasan adalah aroma yang
kurang nyaman, kiasan yang dimaknai adalah perihal yang kurang baik. Sementara apabila
aroma yang diambil aroma yang nyaman, kiasan dimaknai adalah perihal yang baik.
Citraan pencecapan pada peribahasa Banjar memanfaatkan hasil pencecapan
sebagai penunjuk pesan di balik peribahasa. Adapun upaya kiasan yang dijadikan sebagai
kiasan berupa aktivitas makan, peristiwa menyerupai aktivitas makan, dan praduga
primordial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan kata menjadi kekhasan dalam
peribahasa Banjar. Citraan secara keseluruhan menguatkan lokal kedaerahan yang
tergambar dari peribahasa Banjar. Hal itu terbukti dari pilihan kata yang ada di dalam
peribahasa Banjar.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI