Balok tinggi merupakan balok yang memiliki rasio panjang bentang terhadap tinggi penampang yang relatif kecil. Keruntuhan balok tinggi yang bersifat getas dengan mekanisme geser, berbeda dengan keruntuhan balok normal yang bersifat daktail dengan mekanisme lentur. Untuk menanggulangi keruntuhan geser pada balok tinggi dapat dilakukan dengan pemberian tulangan geser yang mencukupi, misalnya dilakukan dengan memberikan tulangan geser horizontal.

Pengujian balok tinggi yang diteliti dilakukan dengan cara permodelan metode elemen hingga (FEM) dengan bantuan software ANSYS. Untuk mendapatkan parameter-parameter yang valid dalam pemodelan balok tinggi di program FEM, pengujian kalibrasi dilakukan terlebih dahulu melalui proses verifikasi dan proses validasi. Dari proses verifikasi diketahui bahwa untuk model beton menggunakan SOLID65, untuk baja tulangan menggunakan LINK8 dan untuk baja tumpuan menggunakan SOLID45. Kalibrasi model didapatkan melalui proses validasi yang dilakukan dengan memodelkan model eksperimental, yang dibuktikan dengan keserupaan sebesar 80% pada beban dan lendutan.

Dari hasil penelitian semua balok tinggi yang diteliti, diketahui bahwa semakin rapat jarak tulangan badan horizontal mengakibatkan meningkatnya kapasitas beban, namun nilai lendutan dan nilai daktilitas kurvaturnya menurun. Diketahui bahwa konfigurasi posisi tulangan badan horizontal pada 0,5h-0,7h lebih efisien dalam mencapai nilai daktilitas kurvatur yang lebih tinggi dibanding konfigurasi 0,3h-0,5h dengan beban ultimit yang serupa. Diketahui pada semua benda uji bahwa, pola retak saat retak pertama didominasi oleh mekanisme lentur-tarik sedangkan pada saat ultimit didominasi oleh mekanisme geser-tekan.