Kemampuan bahasa anak dalam melakukan kegiatan bercerita kembali masih rendah. Hal ini disebabkan karenakurangnya partisipasi dalam percakapan atau komunikasi, kurang memahami cerita yang dibacakan dan dalam mengurutkan gambar dalam cerita. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil  perkembangan bahasa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Setting penelitian adalah pada anak kelompok BTK Maulana Ajwah Kecamatan Alalak Utara Kota Banjarmasin yang berjumlah 13 anak, pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Penelitian dikatakan berhasil jika aktivitas guru memperoleh skor ≥30 dengan kategori sangat baik, aktivitas anak memperoleh ≥82% dengan kategori sangat aktif dan hasil perkembangan bahasa mencapai ≥80% anak mendapat minimal ??? dengan kategori berkembang sesuai harapan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Aktivitas guru pada pertemuan ke-1 dengan skor 25 kategori “baik”, pertemuan ke-2 dengan skor 27 kategori “baik”, pertemuan ke-3 dengan skor 29 kateori “baik”, dan pertemuan ke-4 dengan skor 34 kategori “sangat baik”, (2) Aktivitas anak pada pertemuan ke-1 dengan skor 58,24% kategori “cukup aktif”, pertemuan ke-2 dengan skor “65,66% kategoti “aktif”, pertemuan ke-3 dengan skor 73,35% kategori ‘baik” dan pertemuan ke-4 dengan skor 83,79%  dengan kategori “sangat aktif”, (3) Hasil perkembangan bahasa dalam pada pertemuan terakhir mencapai 92,31% anak yang berhasil berkembang dengan mendapatkan ???(berkembang sesuai harapan) dan ???? (berkembang sangat baik).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan penerapan kombinasi model picture andpicture, metode berceritadanmodeltalking stick dapat mengembangkan aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil perkembangan bahasa dengan sangat baik dan sangat aktif. Di sarankan bagi kepala sekolah, guru dan peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan masukan informasi untuk memperbaiki pembelajaran pada anak.