ABSTRAK Banjarmasin merupakan bagian selatan Pulau Kalimantan yang berada di muara sungai dan laut. Tanah di Banjarmasin berupa tanah lempung lunak (soft clay soil). Tanah lunak tergolong tanah yang mempunyai daya dukung tanah yang rendah dan penurunan tanah yang besar. Untuk itu tanah lunak harus diperbaiki dengan berbagai metode dan cara perkuatan tanah lunak. Pada konstruksi jalan raya yang dilaksanakan di atas tanah lunak akan menyebabkan ketinggian timbunan terbatas karena tanah lunak mempunyai daya dukung yang rendah sehingga menyebabkan tinggi kritis rendah. Timbunan yang dilakukan secara bertahap akan menyebabkan bertambahnya tinggi kritis timbunan karena bertambahnya kekuatan geser tanah sehingga beban yang dipikul dapat lebih besar serta akan menaikan kekuatan geser pada tanah lunak. Penelitian ini dimulai dengan mendapatkan data sekunder tanah lempung Banjarmasin yaitu berupa data laboratorium dan data lapangan. Setelah itu dilanjutkan dengan perhitungan tinggi kritis timbunan (HKr), perhitungan penurunan akibat timbunan (Sc), perhitungan kenaikan nilai tegangan geser tanah (Cu) akibat timbunan dan analisa pengaruh timbunan bertahap untuk kondisi terdrainase (Drained) serta kondisi tak terdrainase (Undrained) menggunakan program Plaxis V.8 dengan material model Mohr-Coloumb.  Dari hasil penelitian, didapatkan tinggi kritis timbunan (HKr) setinggi 5,00 meter dan penurunan (Sc) sebesar 0,832 m. Pada analisa timbunan bertahap kondisi terdrainase didapat nilai faktor keamanan 2,1398 > 1 dan pada kondisi undrained didapat nilai faktor keamanan 1,6067 < 2,1398 sedangkan pada timbunan langsung didapat nilai faktor keamanan 1,953 <  2,1398 untuk kondisi tanah terdrainase (drained) dan 1,577 < 1,6067 untuk kondisi tanah tak terdrainase (undrained).
 
 
Kata kunci: Timbunan bertahap, Tinggi Kritis (HKr), Kenaikan Nilai Cu, Tak Terdrainase