Kata kunci : Metode Bercerita, Model Picture and picturedan Model Talking Stick.

Permasalahan pada penelitian ini adalah masih rendahnya pengembangan kemampuan aspek bahasa melanjutkan cerita/dongeng yang telah didengarkan kelompok B2 TK PertiwiDesa Berangas Timur Kecamatan Alalak Timur Barito Kuala, hal ini disebabkan dengan kurangnya rasa percaya diri anak (pemalu), anak asik sendiri atau tidak memperhatikan ketika guru sedang bercerita (tidak fokus/lambat merespon apa yang disampaikan oleh guru), dan anak tidak bisa berbicaramelanjutkan ceritasehingga membuat bahasa anaklambat berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut maka pembelajaran menggunakan kombinasi metode bercerita dengan model picture and picturedan model talking stick.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil pengembangan kemampuan aspek bahasa melanjutkan cerita/dongeng yang telah didengarkan.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.Jenis Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa langkah dalam setiaptindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. PTK ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan 2 siklus pada kelompok B2 TK Pertiwi Desa Berangas Timur Kecamatan Alalak Timur Barito Kuala. Indikator keberhasilan aktivitas guru dikatakanberhasil apabila mencapai skor ≥ 26-31 dengan kategori sangat aktif, aktivitas anak berhasil apabila mencapai ≥ 82% dengan kategori sangat aktif dan hasil perkembangan kemampuan aspek bahasa anak dikatakan berhasil apabila mencapai bintang yang diharapkanyaitu ????(Berkembang sangat baik) dan secara klasikal mencapai ≥ 82%.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dalam tiga kali pertemuan dengan kriteria sangat baik, aktivitas anak meningkat pada pertemuan ketiga dengan hasil sangat aktif dan hasil pengembangan kemampuan aspek bahasa anak mengalami pengembanganpada pertemuan terakhir dengan hasil ????(Berkembang sangat baik).Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini guru hendaknya sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran, bagi kepala sekolah agar dapat menjadi alternatif dalam merencanakan program inovasi pembelajaran dan bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.