DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR DAN VARIASI pH AIR CURING TERHADAP KUAT TEKAN DAN LENTUR PREPLACED AGGREGATE CONCRETE
PENGARANG:IKA NURQAMARINA SAFITRI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-11-01


Beton adalah suatu material konstruksi yang merupakan campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Dalam pelaksanaan kontruksi ada kondisi tertentu seperti pembetonan pondasi demaga, pembetonan dengan tulangan yang rapat, atau perbaikan pada bagian balok-kolom eksisting yang membuat beton konvensioal sulit untuk dilaksanakan. Sehingga dikembangkan Preplaced Aggregate Concrete (PAC) atau beton praletak. Metode kerja beton praletak berbeda dengan beton konvensional. Pada beton praletak agregat diletakkan terlebih dulu pada bekisting lalu kemudian diinjeksi dengan grout hingga bekisting penuh. Salah satu faktor utama keberhasilan beton praletak adalah kualitas grout.

Pada penelitian ini akan diteliti bagaimana pengaruh jenis agregat kasar dan variasi pH air curing terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton praletak. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kuat tekan, uji kuat lentur, dan uji penetrasi asam dengan menggunakan phenolphthalein (PP test). Agregat yang digunakan adalah batu kali diameter 20 mm, batu kali diameter 30 mm dan batu pecah diameter 30 mm. Variasi pH air curing yang digunakan adalah pH 3, pH 5, dan pH 7. Air pH 3 dan pH 5 didapatkan dengan mengencerkan larutan HCl. Dalam penelitian akan dibuat 2 buah benda uji per variasi. Benda uji kuat tekan yaitu silinder dibuat sebanyak 18 buah. Benda uji kuat lentur yaitu balok dibuat 12 buah untuk usia 28 hari dan 18 buah untuk usia 60 hari. Uji penetrasi asam dilakukan pada semua benda uji balok. Sehingga total benda uji adalah 48 buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton praletak yang menggunakan agregat berukuran lebih kecil memiliki kuat tekan dan kuat lentur rata-rata yang lebih kecil. Ditunjukkan dengan hasil kuat tekan dan lentur beton praletak agregat kasar batu kali diameter 20 mm berturut-turut lebih kecil 11,11% dan 13,08% dari diameter 30 mm. Beton praletak yang menggunakan agregat kasar batu pecah memiliki kuat tekan dan lentur rata-rata yang lebih besar dari beton dengan agregat kasar batu kali. Dapat dilihat dari hasil uji tekan beton agregat kasar batu pecah lebih besar 6,79% dan kuat lenturnya 13,77% lebih besar dari batu kali. Pada usia 28 hari pH air curing belum banyak mempengaruhi kekuatan lentur beton, ditunjukkan dari hasil PP test yang berwarna magenta tua, namun pada usia 60 hari, kuat lentur rata-rata pada pH 3 dan pH 5 lebih kecil 24,38% dan 14,21% dari pH 7 ditunjukkan pada hasil PP test yang berubah menjadi magenta muda.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI