Air rawa asin sebagai air permukaan berpotensi menjadi sumber air yang dapat memenuhi kebutuhan air rumah tangga dikarenakan kuantitasnya yang banyak. Namun, kualitas air rawa mengandung banyak Bahan Organik Alami (BOA) yang tinggi. Air rawa asin merupakan masalah lain. Hal tersebut diakibatkan air laut yang masuk kedalam akuifer air rawa, terutama musim kemarau. Membran silika terlihat menjadi teknologi desalinasi menjanjikan yang dapat mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi pori silika mudah runtuh ketika berinteraksi dengan air. Pektin sebagai sumber karbon mungkin bisa dijadikan pilihan untuk meningkatkan kekuatan silika. Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi performa membran interlayer-free silika pektin menggunakan air rawa asin sebagai umpan untuk menentukkan membran optimun dan menguji performa jangka panjang. Pembuatan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi pektin (0; 0,1; 0,5 dan 2,5%) melalui proses sol-gel dan variasi suhu kalsinasi (300 dan 400°C). Pengaplikasian pervaporasi dilakukan pada suhu ruang (~25 °C) dan diuji performa jangka panjangnya selama 3 bulan. Hasil menunjukkan performa membran yang divariasikan konsentrasi pektin dengan suhu kalsinasi 300 dan 400 °C berturut-turut adalah 0,35 dan 0,19 kg.m^-2 h^-1 (tanpa pektin); 0,23 dan 0,16 kg.m^-2 h^-1 (pektin 0,1%); 0,58 dan 3,63 kg.m^-2 h^-1 (pektin 0,5%); 3,40 dan 0,12 kg.m^-2 h^-1 (2,5%). Semua membran menunjukkan rejeksi garam >99,9%. Didapatkan membran silika-pektin stabil pada 680 jam pertama (28 hari) mencapai fluks 3,42 kg.m^-2 h^-1 kemudian menurun drastis pada 727,6 jam operasi (30 hari) sampai 1,41 kg.m^-2 h^-1. Membran menjadi kurang stabil saat beroperasi >1000 jam (42 hari) dengan rejeksi >99,96%. Membran silika-pektin dapat memproduksi air minum dengan kandungan garam <79,13 ppm dan TDS<500 ppm (99,82%). Sedangkan rejeksi BOA untuk membran silika-pektin masih belum efektif. Namun demikian, penelitian berhasil membuktikan bahwa pektin dapat meningkatkan hidrostabilitas.