DIGITAL LIBRARY



JUDUL:IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM PERCAKAPAN KELUARGA BANJAR DI KABUPATEN PULANG PISAU
PENGARANG:ARBANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-11-07


ABSTRAK

 

Arbani, 2018. Implikatur Wacana Humor Dalam Percakapan Keluarga Banjar Di Kabupaten Pulang Pisau. Tesis program studi magister pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Program pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (1) Dr. H. Moh. Fatah Yasin, M.Pd , (2) Dr. Rusma Noortyani, M.Pd

 

Kata kunci: Implikatur, Wacana, dan Humor

           

Penelitian yang berjudul Implikatur Wacana Humor Dalam Percakapan Keluarga Banjar Di Kabupaten Pulang Pisau ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk meneliti analisis wacana percakapan dalam percakapan keluarga Banjar di Kabupaten Pulang Pisau. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1)  Bentuk implikatur dalam wacana humor percakapan keluarga Banjar di Kabupaten Pulang Pisau (2) Fungsi implikatur dalam wacana humor percakapan keluarga Banjar di Kabupaten Pulang Pisau(3) Makna implikatur dalam wacana humor percakapan keluarga Banjar di Kabupaten Pulang Pisau.

 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.  Sumber data didapat dari percakapan keluarga Banjar yang tinggal di Kabupaten Pulang Pisau, kemudian dikumpulkan melalui beberapa teknik, diklasifikasi, dianalisis, dan disimpulkan.

Berdasarkan hasil analisis data, dari enam belas percakapan yang peneliti analisis ditemukan beberapa bentuk implikatur wacana humor dalam percakapan keluarga Banjar, yaitu bakajianlah, mahalaya, manyalaya, sasanguan, maniga hari, iwak sapi, pambakal kada mau di aspal, Guntur di telinga, kapala masjid, dilanggar, sinsu, malihat sapi yang kaitu kada temakan, modal karas, bakal bini, batangkapan, has dan roda, cucuratan, upik, hintalu batukan, baruku, hujungnya, dan yang terakhir kata kasulitan duit. Peneliti menggunakan teori Danandjaja dalam menganalisis fungsi implikatur wacana humor yang terbagi menjadi empat, yaitu sebagai sarana protes sosial, sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana hiburan, dan yang terakhir sebagai media memperbaiki akhlak dan moral. Dari enam belas percakapan yang peneliti analisis hanya terdapat tiga fungsi, yaitu sebagai sarana protes sosial, sebagai sarana hiburan dan sebagai media memperbaiki akhlak dan moral, fungsi yang paling dominan adalah fungsi implikatur wacana humor sebagai media hiburan. Sedangkan hasil analisis dari pelanggaran maksim, dari enam belas percakapan yang menjadi sumber data pada penelitian ini terdapat dua pelanggaran maksim, yaitu maksim cara dan maksim kuantitas. Pelanggaran maksim cara dikarenakan banyaknya ungkapan yang kabur, kata-kata yang bermakna ganda dan pelanggaran maksim kuantitas dikarenakan sumbangan informasi tidak seinformatif yang diperlukan, banyak memberikan informasi yang melebihi dari apa yang diperlukan. Ditinjau dari teori wacana humor terdapat dua teori humor yang paling dominan muncul, yaitu teori relief (teori kelegaan) dan teori keganjilan (incongruity theories).

 

 

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI