ABSTRAK

Masyarakat di wilayah pemukiman TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Basirih Banjarmasin mengeluhkan adanya rembesan aliran lindi yang mengalir ke daerah sungai dan persawahan pemukiman warga sekitar. Akibatnya banyak warga mengalami hasil panen yang kurang baik, perubahan air menjadi bau, rasa yang tidak enak serta air menjadi berwarna merah ke hitaman akibat terkena rembesan air indi tersebut. Warga sekitaran TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Basirih Banjarmasin masih ada yang tidak menggunakan sumber air PDAM sehingga menggunakan sungai untuk keperluan sehari-hari.

Oleh karena itu, di perlukan penelitian untuk mengidentifikasi kualitas Suhu, Potensial Hidrogen, Dissolved Oxygen, Besi dan Mangan di air lindi dan sungai dipemukiman warga dengan Jarak yang bervariasi.Setelah data-data di kumpulkan kemudian menganalisa dengan membandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No 05 Tahun 2007 Tentang Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai.

Hasil pengujian sampel air sungai dengan parameter Suhu, Potensial Hidrogen, Dissolved Oxygen, Besi dan Mangan berdasarkan 5 titik sampel setiap lokasi parameternya di peroleh hasil yaitu Dissolved Oxygen, Besi dan Mangan melampaui ambang batas baku mutu menurut analisis metode storet termasuk dalam kelas C atau “Cemar Sedang”.  Kualitas air di wilayah pemukiman sekitar TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)  Basirih Banjarmasin bertambah baik terhadap lokasi yang letaknya semakin jauh dari Lindi. Hal ini ditandai dengan semakin berkurangnya nilai konsentrasi besi dan mangan di dalam air sungai serta semakin meningkatnya kandungan oksigen terlarut di dalam air.

Kata Kunci : TPA Basirih, Besi, Mangan, Suhu, Potensial Hidrogen, Dissolved Oxygen dan Metode Storet