DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBELIAN ALAT MEKANIS DI PT KALIMANTAN LINTAS KATULISTIWA JOB SITE PT PUTRA BANUA TAPIN DS. PULAU PINANG DAN SUATO TATAKAN KEC. BUNGUR DAN TAPIN SELATAN, KAB. TAPIN, PROV. KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:ANGGA ADHI WICAKSO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-12-04


Penambangan merupakan kegiatan padat modal, salah satunya pertimbangan investasi dalam kepemilikan peralatan penambangan. Dalam penelitian ini PT Kalimantan Lintas Katulistiwa juga saat ini sedang melakukan tahap awal dalam investasi kepemilikan peralatan penambangan serta menganalisis kelayakan tambang tersebut. Alternatif pengadaan peralatan mekanis terdapat beberapa metode, yaitu sewa (rental) dan beli cicil. Kemudian investasi pengadaan peralatan mekanis tersebut dimuat dalam dua skenario perhitungan Analisis kelayakan tambang yaitu skenario sewa dan beli cicil. Analisa kelayakan tambang dimulai dengan membuat model perhitungan biaya investasi awal kemudian dilanjutan dengan biaya produksi batubara dan perhitungan aliran uang tunai (cash flow) pada masing-masing skenario pengadaan alat mekanis untuk mengetahui biaya yang ditimbulkan akibat penggunaan alat tersebut. Peralatan mekanis pada skenario ini terdiri dari 6 unit Excavator PC 300, 18 unit Dump truck 10 ton, dan 1 unit Dozer D 155. Model perhitungan investasi skenario pengadaan alat mekanis dimulai dari bulan november 2018 sampai dengan bulan desember 2022. Biaya sewa (rental) untuk semua alat mekanis adalah sebesar Rp 995.000.000/bulan dan biaya beli cicil untuk semua alat mekanis adalah sebesar Rp 9.855.850.406 untuk uang muka dan Rp 1.393.324.906 untuk angsuran tiap bulan berikutnya.
Analisis kelayakan keuangan dilakukan dengan mengkaji arus kas sesuai pendekatan kriteria investasi dengan program Microsoft Office Excel 2007. Kriteria-kriteria kelayakan keuangan yang digunakan meliputi Net Present Value, Internal Rate Return, Break Event Point, dan Payback Period. Dari hasil perhitungan aspek keuangan meliputi NPV, IRR, BEP, dan PBP, dihasilkan nilai NPV sewa sebesar Rp 254.428.665.292,- dan beli sebesar Rp 242.505.453.928,- menunjukkan angka > 0 maka, usaha dikatakan layak, nilai IRR sewa sebesar 361,96% dan beli sebesar 194,85% angka ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 10% maka, usaha dikatakan layak, nilai PBP sewa sebesar 11 bulan 10 hari dan beli sebesar 1 tahun 1 bulan 27 hari, nilai BEP sewa sebesar 4.755,00 Ton berada pada pendapatan Rp 2.995.652.249,85,- dan beli sebesar 8.936,73 Ton dan berada pada pendapatan Rp 5.630.140.242,86,-. usaha dikatakan layak.
Dari hasil Analisa dua skenario sewa dan beli cicil saat ini dua-duanya layak jika diteruskan hingga tahun proyek selesai. Tetapi akan jauh lebih baik jika skenario sewa yang akan diterapkan pada proyek ini karena memiliki selisih beda untung yang lumayan besar.
Jadi alternatif mendatangkan alat mekanis dengan cara sewa sangat direkomendasikan karena dilihat dari analisis kelayakan keuangan pada cash flow terlihat NPV, IRR, BEP dan PBP yang lebih baik daripada alternatif beli cicil alat.
Kata kunci: Analisis Kelayakan, Sewa, Beli Cicil, Net Present Value, Internal Rate Return, Break Event Point, dan Payback Period.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI