Pada kegiatan peledakan yang dilakukan oleh PT Saptaindra Sejati (SIS) memegang peranan penting dalam kemajuan produksi tambang pada Pit Tutupan, namun Pit Tutupan Central 2 Roof Seam T200 memiliki jarak yang dekat dengan daerah kritis (tangki PT Pertamina) sehingga melakukan inovasi dengan peledakan metode Air Deck agar tingkat ground vibration berada di level aman tanpa mengurangi standar fragmentasi material dan digging time lokasi hasil peledakan yang ditetapkan oleh PT Adaro Indonesia. Namun kualitas hasil peledakan metode Air Deck yang diterapkan perusahaan saat ini belum optimal dan efisien yang disebabkan belum adanya standar tetap Air Deck Length terhadap kedalaman lubang ledak yang membuat nilai Air Deck Factor menjadi berbeda-beda.

Adanya permasalahan pada hasil peledakan tersebut, maka pada penelitian ini akan mengaplikasikan metode dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Air Deck Factor sehingga bisa diketahui Air Deck Length yang tepat terhadap kedalaman lubang ledak. Lalu agar mengetahui metode yang optimal dan efisien maka akan membandingkan kualitas hasil peledakan antara metode Tanpa Air Deck dan Air Deck Trial berdasarkan ground vibration, fragmentasi material dan digging time lokasi hasil peledakan.

Hasil yang didapatkan berdasarkan ground vibration, seluruh metode peledakan baik itu Tanpa Air Deck dan Air Deck Trial yang dilakukan berada pada level aman. Berdasarkan fragmentasi material dan digging time, hasil peledakan metode Tanpa Air Deck seluruhnya tidak sesuai standar perusahaan, sedangkan untuk peledakan saat metode Air Deck Trial dilakukan seluruhnya memenuhi standar perusahaan. Dari hasil peledakan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa Air Deck Trial adalah metode yang tepat karena menggunakan nilai Air Deck Factor yang sesuai yaitu 0.135 dan Air Deck Length sebesar 6.17% - 7.84% dari kedalaman lubang ledak (0.32 m - 0.55 m).

Kata-kata kunci:Air deck factor, air deck length, ground vibration, fragmentasi, digging time