Latar Belakang:Tuberkolusis merupakan penyakit sangat menular (comunicable deasease) yang cukup tinggi angka kejadiannya di negara berkembang termasuk Indonesia. PrevalensiTB di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan dari 0,3%-0,41% (2013-2018). Kabupaten Hulu Sungai Tengah mendapat urutan empat di Kalimantan Selatan dengan temuan 506 orang (44%) estimasi target dari 1.155 orang dan semakin meningkat tiap tahun.Pentingnya deteksi dini  pasien TB sebagai strategi penemuan aktif masif berbasis keluarga dan masyarakat khususnya di tempat risiko tinggi seperti RUTAN Kelas IIb Barabai yang kadang terlupakan status kesehatannya. Pengetahuan sangat  berguna bagi narapidana agar dapat mencegah dan menanggulangi penularan TB paru.

Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan narapidana tentang TB paru di RUTAN Kelas IIb Barabai Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Metode: Berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan 120 sampel narapidana dengan teknik convenience sampling. Instrument penelitian adalah kuesioner. Data berupa distribusi frekuensi.

Hasil: Berdasarkan analisis pengetahuan narapidana tentang TB paru di RUTAN kelas IIb Barabai memiliki pengetahuan baik (20,8%), pengetahuan cukup (50%) dan pengetahuan kurang (29,2%).

Diskusi: Pengetahuan narapidana merupakan determinan penting meluasnya kejadian TB Paru di RUTAN. Faktor-faktor seseorang memperoleh pengetahuan yaitu pendidikan, usia, sosial budaya, lingkungan, informasi dan pengalaman. Dengan peningkatan pengetahuan diharapkan memutus mata rantai penularan TB paru di RUTAN kelas IIb Barabai.

Kata Kunci: Tuberkulosis, Pengetahuan narapidana, Tahanan.