Matematika merupakan ilmu  yang  mendasari  perkembangan  teknologi  modern  dan  bersifat universal. Pengetahuan matematika yang dimiliki siswa harus luas dan mendalam. Siswa harus mampu mengkoneksikan ide dan menyelesaikan masalah sampai mencapai tujuan. Salah satu kemampuan yang dibekali kepada siswa berkaitan dengan pengetahuan yang harus dikuasai adalah kemampuan koneksi matematis. Untuk mendukung dan memfasilitasi pembelajaran dalam mencapai kemampuan koneksi matematis, diperlukan pembelajaran yang inovatif, membimbing siswa untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan kesempatan untuk berpikir dalam menyelesaikan berbagai permasalahan matematis. Model pembelajaran yang dapat memenuhi ciri-ciri diatas adalah model pembelajaran inkuiri. Tujuan penelitian yaitu: (1) menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran inkuiri, (2) menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, dan (3) menganalisis pengaruh model inkuiri terhadap kemampuan koneksi matematis siswa. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan the nonequivalent posttest-only control group design. Populasi yang diambil adalah siswa kelas VIII SMPN 5 Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dilanjutkan dengan simple random sampling. Diperoleh sampel yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan VIII C sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan koneksi matematis pada kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 74,48, (2) kemampuan koneksi matematis pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional berada pada kategori sedang dengan nilai sebesar 65,23, (3) terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa di kelas yang menggunakan model inkuiri dan kelas yang melalui pembelajaran konvensional.