ABSTRAK

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI MRSA DI RUANGAN NON-INTENSIVE CARE DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE 2016-2018

Ummi Kalsum

Setiap tahun pola resistensi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat mengalami  perubahan dari waktu ke waktu sehingga diperlukan data yang sistematis mengenai prevalensi dan pola kepekaan terhadap antibiotik untuk mencegah resistensi yang semakin tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kepekaan antibiotik bakteri MRSA di ruangan non-intensive care RSUD  Ulin Banjarmasin pada periode 2016 – 2018 dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasional. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data pola kepekaan isolat MRSA di ruangan non-intensive care RSUD Ulin Banjarmasin secara retrospektif periode 2016-2018. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi MRSA terus meningkat dari tahun 2016-2018 yaiu 29.92%, 24.44%, 39.02%. Prevalensi MRSA paling tinggi berasal spesimen pus (31,3%). Pada tahun 2016, antibiotik yang memiliki kepekaan tertinggi ialah nitrofurantoin (100%), tigesiklin (100%), linezolid (92,1%). Pada tahun 2017, antibiotik yang memiliki kepekaan tertinggi ialah nitrofurantoin (100%), tigesiklin (100%), linezolid (90,9%). Pada tahun 2018, antibiotik yang memiliki kepekaan tertinggi ialah nitrofurantoin (100%), tigesiklin (100%), dan linezolid (100%). Dari periode 2016-2018, antibiotik dengan pola kepekaan yang baik adalah nitrofurantoin, tigesiklin, quinupristin/dalfopristin. Ditemukan penurunan kepekaan terhadap golongan florokuinolon (siprofloksasin, levofloksasin, dan tetrasiklin). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi MRSA dan ada perubahan pola antibiotik setiap tahunnya.   

Kata-kata kunci: MRSA, pola kepekaan, ruang rawat inap, ruang non-intensive care