Latar Belakang: Leukemia limfoblastik akut merupakan keganasan hematologi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dengan puncak insidensinya pada umur 3–5 tahun. Malnutrisi pada pasien LLA anak dapat menyebabkangangguan metabolisme obat, dan perubahan respons terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi saat diagnosis dengan luaran fase induksi pada pasien LLA anak di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2016-2018.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan cohort retrospective dan menggunakan data rekam medis. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Ulin Banjarmasin dari Juli 2019 sampai Oktober 2019. Status gizi pasien dihitung menggunakan berat badan terhadap panjang / tinggi badan dengan kurva WHO 2006 atau CDC 2000. Uji analisis menggunakan uji chi square.

Hasil: : Hasil penelitian menunjukkan 85 anak yang didiagnosis LLA berumur 1 hingga 17 tahun dengan 51,8% laki-laki, 75,2% pasien risiko tinggi dan 60% pasien LLA-L1. Dari 85 pasien ditemukan 23,5% pasien gizi kurang dengan 50% mengalami remisi, 54,1% pasien gizi baik dengan 56,5% mengalami remisi dan 22,4% pasien gizi lebih dengan 78,9% mengalami remisi, 15,8% meninggal dan 5,3% tidak remisi. Hasil uji analisis didapatkan status gizi saat diagnosis memiliki hubungan yang signifikan dengan luaran fase induksi pada pasien risiko biasa (p=0,018). Pada pasien risiko tinggi, status gizi saat diagnosis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan luaran fase induksi (p=0,687).

Kesimpulan: Status gizi saat diagnosis memiliki hubungan yang signifikan dengan luaran fase induksi pada pasien risiko biasa LLA anak di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2016-2018.

Kata-kata kunci: Leukemia Limfoblastik Akut Anak, Status Gizi, Luaran Fase Induksi