Kata Kunci: Konsentrasi, Permainan Jejak Kaki, Anak ADHD
Penelitian ini dilakukan dengan melihat kenyataan bahwa anak
ADHD mengalami gangguan konsentrasi belajar yaitu konsentrasi mudah teralihkan,
cenderung tidak bisa diam, dan kurang perhatian, permasalahan anak ADHD di SD
Inklusi Harapan Bunda Banjarmasin kelas 1 anak masih belum bisa diam, konsentrasi
belajarnya sering teralih, dan anak suka berlarian keluar kelas, dan cenderung tidak
memperhatikan guru waktu pembelajaran dikelas. Untuk itu dengan permainan jejak
kaki sebagai sarana untuk belajar dan bermain diharapkan akan menarik perhatian
anak dan anak bisa memusatkan perhatian konsentrasi belajarnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan model
penelitian subjek tunggal SSR (Single subject research) dengan menggunakan desain
berpola A-B-A. Subjek penelitian adalah siswa yang berinisial M.AF yang dideteksi
ADHD. Pengambilan dan pengumpulan data menggunakan pencatatan kejadian
(observasi langsung) dengan pencatatan durasi, durasi disini adalah berapa lama anak
mau berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Analisis data terbagi menjadi dua
langkah: analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi dalam bentuk analisis visual
data dan grafik.
Hasil penelitian ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena
terjadi peningkatan terhadap subyek penelitian dalam mean level. Hasil mean level
untuk kemampuan subjek M.AF, dalam berkonsentrasi mengalami peningkatan dari
fase baseline 1 (A1) adalah 2,6 menit dan fase intervensi (B) adalah 10,714 menit
sedangkan baseline 2 (A2) adalah 12,6 menit. Berdasarkan hasil penelitian terlihat
adanya pengaruh permainan jejak kaki terhadap peningkatan konsentrasi belajar pada
anak ADHD. Dalam meningkatakan kemampuan konsentrasi anak diharapkan selalu
menggunakan media yang menarik seperti salah satunya permainan jejak kaki.