ABSTRACT

Shallot (Allium ascalonicum L.) is one of horticultural plants which is widely used by humans. Onion growth and development are very affected by factors which become obstacles in the cultivation of onion plants. One of the factors that hinder the cultivation of shallot is disease infection that attacks the plants. The disease is caused by fungi, bacteria, viruses, and various other pathogens. It causes a decrease in crop productivity. One of the efforts to get rid of the diseases which attack shallots is using plant-based pesticides. This study aims to determine the various types and the level of diversity of rhizosphere microbial on onion plantations applied with plant-based pesticides on peatlands in South Kalimantan. This research was carried out in the village of Tegal Arum Landasan Ulin and in the Production Laboratory of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, Banjarbaru. This research uses descriptive method by taking samples in the onion planting field which are treated with plant-based pesticides. They are P0: Control Treatment, P1: 2.4 g Dithane M-45 fungicide L-1, P2: 1 ml chirinyu extract L -1, P3: 1 ml Kepayang extract L-1, P4: 1 ml Galam extract L-1. The results of identification in this study showed, there were 32 isolates. There were seven types of fungi and two types of bacteria found in the onion rhizosphere that had been applied with various types of plant-based pesticides and has a moderate level of diversity: plan treated by galam-based pesticides (H ′ = 1.75 ), kepayang-based (H ′ = 1.73), Dithane fungicide M-45 (H ′ = 1.15) and control (H ′ = 1.33), onion treated by chirinyuh - based pesticides (H ′ = 0.99) has low level of diversity due to chirinyuh extract has the potential as an antimicrobial.

Keywords : shallot, identification, microbes, vegetable pesticides

ABSTRAK

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman yang termasuk pada komoditas tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Pertumbuhan dan perkembangan bawang merah sangat dipengaruhi oleh faktor yang menjadi hambatan pada budidaya tanaman bawang merah. Faktor yang menjadi hambatan pada budidaya tanaman bawang merah salah satunya adalah adanya infeksi penyakit yang menyerang tanaman bawang merah yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, dan berbagai macam patogen lainnya yang menyebabkan turunnya produktivitas tanaman. Salah satu upaya dalam pengendalian terhadap penyakit yang menyerang bawang merah adalah menggunakan pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis mikroba rhizosfer pertanaman bawang merah yang diaplikasi dengan pestisida nabati di lahan gambut Kalimantan Selatan dan mengetahui tingkat keanekaragaman mikroba rhizosfer pertanaman bawang merah yang diaplikasi dengan pestisida nabati di lahan gambut Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan desa Tegal Arum Landasan Ulin dan di Laboratorium Produksi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan sampel di lahan pertanaman bawang merah yang diberi perlakuan pestisida nabati yaitu, P0 : Perlakuan Kontrol, P1 : 2,4 g Fungisida Dithane M-45, P2 : 1 ml ekstrak kirinyu L -1, P3 : 1 ml ekstrak kepayang L-1, P4 : 1 ml ekstrak galam L-1. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 32 isolat, tujuh jenis cendawan dan dua jenis bakteri yang terdapat pada rhizosfer bawang merah yang telah diaplikasi dengan berbagai jenis pestisida nabati dan memiliki tingkat keanekaragaman yang sedang yaitu pada perlakuan pestisida nabati galam (H′ = 1,75), kepayang (H′ = 1,73), fungisida dithane M-45 (H′ = 1,15) dan kontrol (H′ = 1,33) , sedangkan pada perlakuan pestisida kirinyuh (H′ = 0,99) memiliki tingkat keanekaragaman rendah dikarenakan ekstrak kirinyuh sangat berpotensi sebagai antimikroba.

Kata kunci : Bawang Merah, Identifikasi, Mikroba, Pestisida Nabati