Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan makanan maka juga akan menambah jasa rumah makan dan tentunya juga akan menghasilkan limbah domestik yang banyak, debit limbah domestik yang semakin tinggi yang tidak diiringi dengan pengolahan yang baik dan terarah akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk menangani limbah domestik tersebut agar sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan sebelum dialirkan ke lingkungan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan proses pengolahan air limbah ini melalui beberapa tahapan yaitu dari pemisahan minyak/lemak, flokulasi, sedimentasi dan biofiltrasi. Hasil dari pengolahan ini diklasifikan ke dalam kelas IV sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001. Hasil dari pengukuran parameter antara media filter zeolite berbanding dengan media filter karbon aktif yaitu pada pH hasil yang didapatkan 3,88:3,79, pada BOD5 dengan  efisiensi 75,80%:71,82%, pada COD dengan efisiensi 65,77%:56,99%, pada TSS dengan efisiensi 97,86%:97,54%, pada minyak/lemak dengan efisiensi 99,92%:99,80%, pada amoniak (NH3) dengan efisiensi 82,32%:70% (mengalami peningkatan) dan pada total Coliform dengan efisiensi 100%:99,95%. Walaupun, dari perhitungan efisiensi dari kedua media filter memiliki perbedaan tetapi setelah dilakukan uji statistika menunjukkan kedua perlakuan tidak memiliki perbedaan yang nyata. Maka, untuk menentukan perlakuan terbaiknya diambil dari perbandingan nilai ekonomi dan jangka waktu pemakaiannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perlakuan terbaiknya yang dipilih adalah filter karbon aktif karena walaupun memiliki harga yang lebih mahal tetapi jangka waktu pemakaiannya lebih lama.