Program studi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat memiliki misi menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidang teknologi pendidikan. Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk memudahkan proses belajar mengajar. Inovasi yang dilakukan oleh Program Studi Teknologi Pendidikan dalam proses belajar adalah dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran Blended learning. Namun, permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada gambaran tentang implementasi dan kendala yang terjadi ketika pembelajaran Blended learning pada Program Studi Teknologi Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dan kendala yang terjadi ketika pembelajaran Blended learningpada Program Studi Teknologi Pendidikan, ditinjau dari pembelajaran online, pembelajaran tatap muka, dan kemandirian belajar yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Dosen dan mahasiswa di Program Studi Teknologi Pendidikan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran Blended learningpada Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat sudah dilaksanakan dengan baik ditinjau dari komponen pembelajaran online, pembelajaran tatap muka dan kemandirian belajar. Adapun kendala yang terjadi ketika implementasi model pembelajaran Blended learning secara umum adalah tidak adanya sosialisasi terkait model pembelajaran Blended learning, kurang tersedianya internet, komputer, fasilitas dan infrastruktur yang mendukung pembelajaran Blended learning serta masih ada beberapa mahasiswa yang belum bisa mengimplementasikan pembelajaran secara online. Sebaiknya, pihak lembaga melakukan sosialisasi terkait optimasi penggunaan Simari ULM untuk Dosen dan mahasiswa agar bisa mengoperasikan model pembelajaran Blended learning dengan baik dan benar. Selain itu, pihak lembaga juga meningkatkan ketersediaan internet, komputer, fasilitas dan infrastruktur yang mendukung implementasi model pembelajaran Blended learning.