Detail Cantuman Kembali
Penerapan Model Antrian Pada Proses Penyadaian Lembaran Karet Pengolahan Crumb Rubber Di PT. Banua Limasejurus Banjarmasin, Kalimantan Selatan
RINGKASAN
Penerapan model antrian pada proses penyadaian lembaran karet pengolahan crumb rubber di PT. Banua Limasejurus Banjarmasin, Kalimantan Selatan dibawah bimbingan Rini Hustiany dan Satriawan Adi Purnomo.
Crumb rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya melalui tahap peremahan. Bahan baku berasal dari lateks yang diolah menjadi slab dan lump. Bahan baku yang paling dominan adalah lump karena pengolahan crumb rubber bertujuan untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu. PT. Banua Limasejurus didirikan pada tanggal 08 Agustus 1999, PT. Banua Limasejurus beralamatkan di Jl. Tembus Mantuil Rt. 04 Rw. 01 Kelurahan Basirih Selatan Banjarmasin. Pada tahap awal perusahaan ini memproduksi crumb rubber jenis mutu SIR 10 dan 20 dengan kapasitas produksi 45.000 ton per tahun. Proses produksi karet dibagi menjadi dua tahap, yakni pengumpulan bahan baku, proses basah, penyadaian dan proses kering. Proses basah, yakni mulai dari bokar masuk ke dalam prebreaker, breaker, hammer mill, mangle hingga blanket naik sadai. Adapun proses basah merupakan blanket yang telah turun sadai, masuk ke dalam cutter, oven, pengepresan, pengemasan, metal detector hingga proses pergudangan dan transportasi. PT. Banua Limasejurus memiliki tempat penyadaian dengan tingkat
sampai 4 tingkatan. Dalam setiap tingkatan terdiri dari 32 kamar yang terbagi
menjadi dua ukuran, yaitu 14 kamar besar dan 18 kamar kecil. Dalam setiap
kamar besar terdapat 6 petakan dan kamar kecil terdapat 4 petakan. Total seluruh
petakan sebanyak 153 petakan. Total kapasitas sadai seluruhnya 468.000 kg.
Untuk masing-masing kamar besar memiliki kapasitas sadai sebesar 252.000 kg
dan kamar kecil sebesar 216.000 kg serta satu petakan memiliki kapasitas sebesar
3.000 kg. Sistem penyadaian crumb rubber dimulai dari blanket hasil gilingan pada
proses basah diletakan ke atas troly kemudian dibawa ke tempat penimbangan lalu
ditimbang dan dicatat dulu hasil berat total blanket di troly, kemudian blanket
dibawa ke tempat sadai. Hal ini sudah di atur oleh pihak manajemen perusahaan
yang sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan blanket dengan sistem
rolling. Seperti mengatur pemenuhan permintaan dari pembeli dalam jangka
waktu satu bulan, agar tidak terjadi antrian blanket di tempat sadai.
Siti Hajar/1610516220020 - Personal Name
650 Sit P
650
Hadcopy
Bahasa Indonesia
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
2019
Banjarbaru :Fak.Pertanian ULM
xiv, 75 hlm.; ils.; 30 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...