DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | ANALISIS SPASIAL KEJADIAN STUNTING DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2021-2023 | |
PENGARANG | : | NOOR CAMALIA PUTRI | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2025-01-20 |
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12- 59 bulan) akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Menurut UNICEF (2023), prevalensi stunting global pada anak di bawah usia 5 tahun mencapai 22,3%, atau sekitar 148,1 juta anak. Indonesia menempati posisi kedua dengan prevalensi stunting tertinggi di kawasan Asia Tenggara, dengan angka 21,5% pada tahun 2023. Di Provinsi Kalimantan Selatan, prevalensi stunting pada tahun 2023 mencapai 24,7%. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi dan autokorelasi spasial kejadian stunting dengan faktor-faktor seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, kejadian diare, ISPA, pemberian ASI eksklusif, dan kejadian BBLR di Provinsi Kalimantan Selatan selama periode 2021-2023. Menggunakan desain studi ekologi dan teknik purposive sampling dengan data sekunder, sampel penelitian mencakup 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya autokorelasi spasial global antara kepadatan penduduk dengan kejadian stunting pada tahun 2021. Namun, tidak ditemukan autokorelasi spasial global antara kemiskinan, kejadian diare, ISPA, pemberian ASI eksklusif, dan kejadian BBLR dengan kejadian stunting. Analisis spasial lokal menggunakan LISA mengidentifikasi hubungan autokorelasi signifikan di beberapa kabupaten/kota pada tahun 2021 dan 2023, dengan pola high-high dan low-high. Kesimpulannya, kejadian stunting di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan selama periode 2021-2023 menunjukkan pola spasial yang bervariasi, dengan beberapa wilayah menunjukkan pola penyebaran (dispersed).
Kata kunci: Stunting, demografi, penyakit infeksi, masalah gizi, autokorelasi spasia
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI