HIV/ AIDS merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi input program Voluntary Counselling and Testing (VCT) pada pelayanan HIV/AIDS di wilayah Kota Banjarbaru khususnya di Puskesmas Cempaka menggunakan pendekatan model logika. Evaluasi mencakup kebijakan, sumber daya manusia, sarana prasarana dan anggaran dana. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan desain eksploratif melibatkan 4 informan utama dan kunci, seperti pengelola program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dan Puskesmas Cempaka, dokter sebagai petugas lapangan dan kepala Puskesmas Cempaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan terkait VCT sudah diterapkan, tetapi pelaksanaan masih terkendala yaitu kurangnya sosialisasi dan monitoring yang belum optimal. Ketersediaan SDM masih menjadi masalah yaitu tenaga kesehatan yang memiliki peran ganda dan minim pelatihan konseling VCT. Sarana prasarana juga belum memadai termasuk tidak adanya ruang khusus VCT yang sesuai standar privasi. Selain itu, alokasi anggaran yang tidak mencukupi dan sering terlambat menghambat pelaksanaan program. Hambatan lain mencakup stigma masyarakat terhadap ODHA dan program VCT, keterbatasan akses informasi, serta jam layanan yang tidak fleksibel. Akibatnya, cakupan testing HIV masih rendah, dan stigma di masyarakat meningkat. Jadi, hasil evaluasi input program VCT pada komponen kebijakan, SDM, sarana prasarana dan dana masih belum sepenuhnya optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan efektivitas program di masa depan.