Air minum adalah air yang dihasilkan berdasarkan tahapan pengolahan atau tanpa melalui tahapan pengolahan sama sekali. Syarat dari air minum adalah terpenuhinya aspek secara fisika, kimia, radioaktif, serta mikrobiologi sesuai dengan standar atau baku mutu yang telah ditetapkan. Escherichia coli merupakan indikator utama yang dimanfaatkan untuk menentukan kualitas air minum berdasarkan mikrobiologi.  Kebutuhan air minum memiliki keberagaman dalam pemenuhannya pada masyarakat, di antaranya adalah DAMIU. DAMIU ialah sebuah industri yang berperan dalam pengelolaan air minum dikhususkan bagi masyarakat, yang pada pelaksaanaan higiene sanitasinya diatur pada Permenkes No. 43 Tahun 2014. Tujuan riset ini adalah untuk mendapatkan uraian data keterkaitan  antara higiene sanitasi DAMIU dengan keberaadaan bakteriologis pada Kecamatan Landasan Ulin. Metode pada penelitian adalah kuantitatif dengan studi observasional cross sectional. Sampel penelitian merupakan 30 DAMIU dengan total 60 sampel. Hasil penelitian menunjukkan higiene sanitasi tempat tidak memenuhi syarat memiliki hubungan dengan keberadaan bakteriologis (p-value = 0,046<0,05). Higiene sanitasi peralatan tidak memenuhi syarat juga memiliki hubungan dengan keberadaan bakteriologis (p-value = 0,0376<0,05). Higiene sanitasi penjamah tidak memenuhi syarat memilki hubungan dengan keberadaan bakteriologis (p-value = 0,002<0,05) serta higiene sanitasi air baku yang tidak meenuhi syarat memiliki hubungan dengan keberadaan bakteriologis dengan (p-value = 0,011<0,05). Berlandaskan hasil uji, dapat dikemukakan berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan antara variabel yang terikat yaitu keberadaan bakteriologis dengan variabel yang bebas yaitu higiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Landasan Ulin