DIGITAL LIBRARY



JUDUL:STUDI KOMPARASI MODEL BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANTARA PETANI SAWIT MANDIRI TIDAK TERORGANISASI DAN MANDIRI TERORGANISASI DI KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:Achmad Dhan Mauli
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-04-10


Achmad Dhan Mauli, Studi Komparasi  Model Bisnis Dengan Pendekatan Business Model Canvas Antara Petani Kelapa Sawit Mandiri Tidak Terorganisasi Dan Mandiri Terorganisasi Di Kalimantan Selatan, dibimbing olehDr. Ir. Arief RM Akbar, M.Si, IPU dan Alan Dwi Wibowo, S.T.P., MT.

Bisnis perkebunan  kelapa sawit  merupakan unggulan bagi pendapatan nasional berdasarkan data secara total nilai ekspor mencapai US$ 28,68 Milyar dengan luas Perkebunan kelapa sawit di Indonesia status pengusaha sekarang mencapai sekitar 14,621,693  Juta hektar. Peran komoditi kelapa sawit di indonesia berpotensi terus meningkat dengan signifikan kedepannya. Pengembangan perkebunan kelapa sawit memberi manfaat pada pendapatan petani dan masyarakat. Model bisnis yang baik akan berpotensi  memberikan manfaat pada pendapatan masyarakat yang melakukan usaha perkebunan kelapa sawit. Petani sawit mandri terkhusus di Kalimantan Selatan mengalami kebingungan akan model bisnis mana yang paling cocok untuk mereka terapkan di bisnis kelapa sawit mereka. untuk itu  pada penelitian ini bertujuan membandingkan dan mendeskripsikan antara  bisnis model petani sawit mandiri terorganisasi dan tidak terorganisasi serta menentukan seberapa besar pengeluaran dan manfaat dari dua model bisnis tersebut.

            Penelitian ini menggunakan menggunakan purposife sampling  yaitu petani sawit mandiri terorganisasi (PSM-TO) dan petani sawit mandiri tidak terorganisasi  (PSM-TT) yang ada di Kalimantan selatan. Jumlah responden ditentukan dengan rumus Lemeshow dengan hasil perbandingan 96:96 antara dengan pengambilan data menggunakan alat kuesioner dan wawancara. Analisa data menggunakan dua metode secara deskriftif yaitu Bussiness Model Canvas (BMC) dengan membandingkan sembilan blok pada BMC. Kemudian secara kuantitatif dengan metode Cost Benefit Analysis  yang memperhitungkan NPV,  BCR dan IRR.

            Berdasarkan hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat tampak adalah pada perbedaan Key Partnership pada PSM-TO berpartner kepada kelompok tani, koperasi dan juga pemerintah sebagai penyalur subsidi pupuk maupun herbisida. sedangkan pada PSM-TT yaitu hanya berpartner kepada pengepul TBS,  Kemudian Cost struktur  pada PSM-TO mereka memiliki biaya iuran sedangkan pada PSM-TT tidak memiliki. dengan Hasil Berdasarkan Cost benefit Analysis menunjukan Pendapatan pada PSM-TT Lebih besar dengan Nilai NPV = Rp. 387,692,180.01, BCR = 10.56,  IRR= 37% Sedangkan Pada PSM-TO dengan Nilai NPV = Rp. 323,181,045.56, BCR= 11.76 dan IRR= 37% dari nilai ini menunjukan bahwasanya PSM-TT lebih menguntungkan dari PSM-TO akan tetapi pada PSM-TO memperoleh manfaat lebih tinggi dari pada PSM-TT dengan nilai BCR yang lebih tinggi adapaun manfaat secara tidak langsung yaitu mempermudah akses pemasaran TBS dan juga mendapat saluran bantuan subsidi pupuk maupun herbisida dari pemerintah.

Kata kunci :  Bisnis perkebunan kelapa sawit, Petani kelapa sawit mandiri terorganisasi, Petani kelapa sawit mandiri tidak terorganisasi, Purposive sampling, Kalimantan Selatan, Bussiness Model Canvas, Cost Benefit Analisis.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI